Inovasi Emping Singkong Sangrai Bersama Ibu Ibu PKK Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

Oleh: Atih Rohaeti Dariah dan Indra
BISNISTIME.COM, CIBEUREUM WETAN (PKM Unisba) -- Lembaga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Cibeureum Wetan sebagai wadah untuk kaum perempuan, beranggotakan 47 orang kader yang mewakili seluruh Rukun Warga (RW) yang ada di lingkungan Desa Cibeureum Wetan. Berdasarkan profil keanggotaan, ibu ibu PKK ini sebagai ibu rumah tangga dimana para suaminya mayoritas buruh harian dengan total pendapatan rata-rata dua juta rupiah per bulan.
Mereka aktif sebagai kader PKK, mendapatkan akses dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu peluang yang sudah diinisiasi oleh para kader PKK adalah pembentukan unit kegiatan pengolahan makanan bernama Cempaka Sari Food yang dikelola oleh ketua posyandu di setiap RW.
Skemanya berupa pemberian modal bergulir dari PKK kepada anggota untuk biaya pengolahan makanan yang dijual pada saat pertemuan rutin PKK. Bergulir secara bergiliran, dari kader PKK RW tertentu yang menerima modal, hasil penjualan digulirkan ke kader PKK RW berikutnya.
Praktik Cempaka Sari Food ini sudah berjalan lancar dan menjadi kekuatan modal sosial perempuan yang sangat berharga.
Hanya saja dengan lingkup pasar yang terbatas baik size maupun waktunya, nampaknya perlu pemikiran lain untuk meningkatkan kegiatan yang bersifat produktif secara ekonomi. Salah satu alternatif adalah mengembangkan usaha jenis makanan kering yang cenderung diterima pasar.
Emping singkong termasuk salah satu cemilan yang bisa ditemukan di pasar tradisional maupun market place. Berbeda dengan kripik singkong dan opak singkong, bentuknya lingkaran kecil dengan tekstur lembut menggelembung, tanpa bumbu pun terasa begitu renyah dan gurih alami rasa singkong.
Ada sensasi tersendiri ketika menikmatinya. Nampaknya proses pembuatan melalui pengukusan terlebih dahulu yang membentuk tekstur demikian. Dengan ciri khas rasa demikian, emping singkong memiliki potensi pasar yang luas.
Hanya saja emping singkong yang beredar saat ini umumnya digoreng dengan minyak goreng, sehingga masih sering nempel minyak di plastik kemasan. Selain itu ketika lama dalam kemasan, kerenyahan menjadi hilang.
Pengalaman memasarkan ke masyarakat Indonesia yang ada di Tokyo, emping singkong ini sangat disukai. Namun kemasan yang kurang menarik, toping rasa umum dengan bumbu bubuk yang banyak beredar menjadikan nilai tambah produk ini relatif rendah.
Tim PKM Unisba berinisiasi memberikan pelatihan, fasilitasi dan pendampingan inovasi emping singkong melalui proses sangrai bagi kader PKK Desa Cibeureum Wetan.
Langkah awal, tim PKM memperkenalkan bahan pokok emping singkong mentah yang diperoleh dari desa tetangga. Tim merancang dan memfasilitasi pembuatan mesin penyangrai dan pengaduk bumbu.
Mesin penyangrai menggunakan bahan bakar gas elpiji dan mesin pengaduk bumbu tanpa bahan bakar. Untuk mesin penyangrai yang menggunakan bahan bakar kayu, tim mempelajari pengalaman pembuat kerupuk melarat di Kabupaten Cirebon.
Langkah berikutnya adalah praktik penyangraian. Hasil relatif lebih baik daripada digoreng dimana gelembung lebih besar dan lebih banyak, sehingga lebih renyah.
Hanya saja ketika dicoba untuk dibumbui dengan bubuk bumbu halus yang selama ini sudah tersedia di pasaran dengan menggunakan mesin pengaduk, ternyata bumbu sulit nempel. Hal ini dimungkinkan karena emping sangrai dan bumbu bubuk halus sama sama kering. Keadaan ini justru memberi inspirasi inovasi pembuatan bumbu racikan.
Pada saat pelatihan, muncul ide dari ibu ibu kader PKK Desa Cibeureum Wetan untuk meracik sendiri bumbu yang terbuat dari bahan alami yakni kelapa parut.
Uji coba mereka lakukan dan akhirnya bisa diterapkan sebagai bumbu khas emping singkong produksi ibu ibu kader PKK Desa Cibeureum Wetan.
Sementara untuk kemasan, tim PKM membantu mendesign nama, warna, kata-kata, ukuran untuk 100 gram emping singkong matang bersama dengan ibu ibu kader PKK Desa Cibeureum Wetan.
Hasilnya sangat bagus, kemasan menarik, nampak sederhana tapi elegan dan informatif. Dengan kekhasan rasa bumbu racik dan kemasan menarik diharapkan dapat menambah nilai tambah dan memperluas pasar.
Produk ini lebih sehat karena tidak mengandung minyak, lebih higenis karena kemasan yang lebih aman, lebih renyah dan gurih dengan bumbu alami racikan sendiri.
Tim PKM pun memberikan pelatihan pemasaran digital berupa:
1. Promosi sederhana melalui Story Whatsapp dengan melakukan tag group, sehingga terjangkau promosi ke kontak WA walaupun tidak melakukan save nomor. Namun, berada pada satu group yang sama.
2. Hal-hal yang penting untuk dicantumkan pada deskripsi promosi, diantaranya: Nama produk, harga, dan varian rasa.
3. Pembuatan email khusus Ibu-Ibu PKK Desa Cibeureum Wetan (digunakan untuk media sosial dan marketpalce).
4. Pembuatan akun media sosial Instagram khusus Cassava Emping Crisp dengan admin langsung dari salah satu Ibu PKK.
5. Pembuatan Markeplace Shopee dengan admin langsung dari salah satu Ibu PKK.
6. Pengenalan awal terhadap AI (ChatGPT) untuk pembuatan caption/deskripsi promos
Satu hal yang juga sangat penting adalah pengetahuan dalam menentukan harga pokok penjualan dan pengelolaan bisnis bersama ibu ibu kader PKK Desa Cibeureum Wetan.
Terkait harga pokok penjualan mencakup harga bahan baku per 100 gram, kemasan, penggunaan bahan bakar, bumbu, upah tenaga kerja, biaya marketing dan penyusutan alat.
Hasil diskusi dengan ibu ibu kader PKK Desa Cibeureum Wetan, besaran upah tenaga kerja tidak perlu ditentukan sekarang, yang penting produksi dan dapat menjual dulu.
Terlepas dari itu, kami tim PKM memperhitungan upah TK sebesar seribu rupiah per pack, sehingga total biaya mencapai Rp 6.620 per pack.
Sejak dini tim PKM mengingatkan ini usaha bersama dalam naungan PKK Desa Cibeureum Wetan. Bahwasannya seluruh kader PKK memiliki kesempatan untuk terlibat dalam produksi dan pemasaran.
Pada saat pelatihan disepakati akan dibentuk per kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok bergiliran melakukan produksi, pengemasan dan pemasaran.
Produksi akan berjalan setiap hari, masing-masing kelompok kebagian sekali dalam seminggu. Hasil penjualan disimpan di BMT Lathifah sebagai simpanan PKK Desa Cibeureum Wetan, yang akan digunakan untuk keperluan produksi, dan sisanya sebagai tabungan PKK yang dimanfaatkan untuk kegiatan PKK, THR, dan lain-lain.
Tim PKM tidak berhenti pada pemberian pelatihan, namun berlanjut dengan pedampingan termasuk penempatan mesin di lahan milik warga masyarakat.
Pendampingan yang dimaksud lebih pada sebagai konsultan bisnis agar usaha emping singkong sangrai bisa berjalan dan membuka lapangan kerja bagi kaum perempuan di pedesaan. [ ]
Dok foto: PKM Unisba