Home > CSR & TJSL

Kerja Sama KSM Taman Jasmine dan Tim Peduli Lingkungan Ikatan Alumni UNISBA: Mengelola Sampah dengan Insentif Pasar dan Pendidikan

Diharapkan, sampah yang bernilai ekonomis diserap oleh pasar, sebagiannya digunakan sebagai kompos di Taman Jasmine, dan residunya akan dipikirkan menjadi rancangan teknologi yang optimal

BISNISTIME.COM, BANDUNG (14 September 2025) -- Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Taman Jasmine RW 19 Kelurahan Antapani Tengah dan Tim Peduli Lingkungan Ikatan Alumni (IA) Unisba menandatangani kerja sama pengelolaan sampah.

Penandatanganan MoU dilakukan di Taman Jasmine pada pagi harinya, setelah para warga melakukan senam pagi. Penandatanganan berada dalam rangkaian pengabdian IA Unisba dalam bentuk pelayanan kesehatan dari dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran.

“Tugas utama kampus, selain pendidikan dan penelitian, adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat,” tutur Ketia IA Unisba, dr. Dony Septriana Rosady dalam sambutan pembukaannya.

Kedua pihak memahami bahwa pengelolaan sampah harus melibatkan mekanisme pasar untuk sampah organik dan anorganik. Agar terjadi putaran bisnis, tidak membebani APBD, dan tentu saja mengurangi buangan ke TPA Sarimukti.

Secara scatter, jual beli sampah organik dan anorganik telah eksis dalam dunia bisnis. Di Bandung dan beberapa daerah lain. Hanya saja tidak sampai pada rumah tangga.

“Kami membayangkan bahwa jika para perusahaan daur ulang sampah dapat bertransaksi dengan rumah tangga, maka budaya pemilahan sampah akan meningkat”, tutur Yuhka Sundaya, Ketua Tim Peduli Lingkungan IA Unisba.

Keyakinannya muncul dari studi awal di Masyarakat Tamansari Kota Bandung dan RW 19 Kelurahan Antapani Tengah. Rata-rata, kurang dari separuh rumah tangga yang biasa memilah sampah organik dan anorganik di rumahnya.

Tapi, pasar sampah eksis di masyarakat, perilaku memilahnya diperkirakan meningkat 20 hingga 25 persen.

Pekerjaan rumah dalam kerjasama tersebut adalah melakukan uji coba kontrak pasar sampah antara warga dengan perusahaan daur ulang sampah. “Kami menyebutnya dengan program aktivasi pasar sampah,” tutur Yuhka Sundaya.

Ketua KSM, yaitu Bapak H. Doddi Iryana Memed, berpikir lebih panjang lagi. Dari kecintaannya terhadap lingkungan, Ia berpikir bahwa perlu ada edukasi kepada generasi anak-anak, sehingga dalam kerjasama juga dibubuhkan program untuk mendirikan Sekolah Lingkungan.

Bapak Doddi adalah pelopor dan penggerak pengelolaan sampah organik menjadi komposter, dan berkembang menjadi integrated farming pada lahan fasilitas umum di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah.

Kepemimpinannya berhasil menggerakan Ibu-Ibu RW ke dalam kerja-kerja KSM, hingga memperoleh banyak penghargaan dan kunjungan dari masyarakat luar.

Diharapkan, sampah yang bernilai ekonomis diserap oleh pasar, sebagiannya digunakan sebagai kompos di Taman Jasmine, dan residunya akan dipikirkan menjadi rancangan teknologi yang optimal. Tim Teknologi IA Unisba, yaitu Bagus Sutrama Soemitro, akan mengembangkan teknologi pengendali atas residu sampah warga.

“Teknologinya akan disesuaikan dengan residu sampah setelah diserap oleh pasar dan utilisasinya di pertanian terpadu Taman Jasmine. Dengan memperhatikan buangan karbon dan dampak lingkungannya seminimal mungkin,”tutur Bagus Sutrama. [ ]

Dok foto: IA Unisba

× Image