Dirjen Risbang Apresiasi Inovasi Reaktor Plasma Dingin Unisba

BISNISTIME.COM, BANDUNG -- Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., mengapresiasi inovasi reaktor plasma dingin Universitas Islam Bandung (Unisba) saat melakukan kunjungan pada Kamis (25/9/2025).
Menurutnya, teknologi ini berpotensi besar dalam mengurangi polusi lingkungan. Saat ini reaktor tengah diuji dengan kapasitas setengah ton per jam dan dinilai sebagai contoh penting kemandirian kampus dalam menciptakan inovasi.
“Kami akan menilai efisiensi dan efektivitasnya, serta mendukung pengembangan dan kolaborasi lintas kampus agar teknologi ini dapat memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, Dr. Fauzan didampingi oleh Rektor Unisba Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., serta Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. Lukman, S.T., M.Hum. Hadir pula Wakil Rektor IV Unisba, Ketua LPPM, jajaran pimpinan Badan Pengurus Yayasan Unisba, serta perwakilan BNI, KAI, Pemerintah Kota Bandung, dan Pemerintah Kabupaten Bandung, khususnya Kecamatan Nagreg.
Reaktor plasma pemusnah sampah ini merupakan salah satu dari tiga kegiatan dalam program Halal Ecosystem with Carbon Credit Campus Initiative, yakni program zero waste carbon credit yang dikoordinasikan oleh Dr. Imam Indratno, S.T., Rudy Abdul Rahman, Ir., S.T., Dr. Ir. M. Dzikron A. M., S.T., M.T., IPM., Prof. Dr. Ir. Ina Helena Agustina, M.T., dan Dr. Titik Respati, Drg., M.Sc.Ph.
Program ini menargetkan mahasiswa dan civitas akademika untuk mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan.
Konsepnya mengintegrasikan nilai-nilai Islam, teknologi, dan inovasi, dengan tujuan menciptakan kampus ramah lingkungan serta melahirkan insan berakhlak mulia.
Inovasi yang dikembangkan meliputi reaktor plasma pemusnah sampah, pengolahan food waste, dan social engineering. Program ini telah diterapkan pada mitra binaan Unisba, yaitu Koperasi Baraya Nazar di Desa Nagreg Kendal, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Koperasi tersebut menjadi contoh penerapan social engineering dengan melibatkan ibu-ibu anggota dalam berbagai kegiatan, mulai dari edukasi pengelolaan sampah, pembelajaran bahasa Inggris, pemanfaatan bahan sisa menjadi kerajinan 3R, hingga pengolahan food waste menjadi pakan ternak. Produk olahan seperti telur bebek berhasil dipasarkan ke masyarakat sekitar.
Selain itu, sampah plastik dipilah untuk dijual atau diolah menjadi produk bernilai tambah. Rumah tangga di tiga RW sekitar pun telah rutin memilah sampah sejak dari rumah, sehingga pengolahan di koperasi berjalan lebih efektif.
Ketua tim, Dr. Imam Indratno, S.T., menjelaskan bahwa reaktor plasma ini menggunakan teknologi plasma dingin dengan suhu lebih rendah dibanding insinerasi konvensional, sehingga lebih efisien, selektif, dan beremisi rendah.
Reaktor memiliki kapasitas pemrosesan 0,5–1 ton per jam, konsumsi listrik 6.000 watt, residu hanya 0,5%, serta suhu operasi di atas 1.000 °C. Desain reaktor mencakup diameter pembakaran 760 mm dengan tinggi 2.600 mm, cyclone berdiameter 760 mm dengan tinggi 2.700 mm, serta tong penampung berdiameter 380 mm dan tinggi 450 mm.
Teknologi ini menggabungkan plasma, gelombang mikro, magnet, laser, dan grafena. Reaktor mampu memusnahkan berbagai jenis sampah residu, baik organik maupun anorganik, termasuk popok sekali pakai.
Alat ini dapat diterapkan di kawasan perumahan, perkantoran, wisata, maupun industri. Prosesnya cepat, hemat energi, hanya memerlukan listrik, dan menghasilkan material berkualitas tinggi yang tahan lama.
Produk pemusnahan berupa liquid smoke dan konsentrat karbon-logam juga dapat dimanfaatkan lebih lanjut.
Sebagai bentuk perlindungan hak kekayaan intelektual, LPPM Unisba telah mendaftarkan inovasi Insinerator Plasma Dingin ini ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dengan nomor pendaftaran S00202503097 pada 8 April 2025. [ ]
Foto dok.: Komhumas Unisba