Cegah Komplikasi Diabetes, Dosen UNISA Bandung Dampingi Kader Lewat Diet dan Senam Kaki

BISNISTIME.COM, BANDUNG (unisa-bandung.ac.id) -- Diabetes Mellitus (DM) masih menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit ini tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga mulai dialami kelompok usia produktif.
Jika tidak dikendalikan, diabetes dapat memicu komplikasi serius pada jantung, ginjal, mata, hingga saraf, sehingga kualitas hidup pasien menurun.
Sebagai garda terdepan kesehatan masyarakat, kader kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan pendampingan bagi pasien maupun keluarganya.
Menyadari pentingnya peran ini, dosen Prodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Bandung, Nandang Jamiat, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Kom. bersama tim melaksanakan pendampingan kader kesehatan di Aula Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Kegiatan berlangsung dalam dua sesi, yakni 29 Juni 2025 dan 1 September 2025.
“Fokus kegiatan diarahkan pada edukasi diet dan pelatihan senam kaki yang menjadi langkah sederhana namun efektif dalam mencegah komplikasi diabetes,” tutur Nandang, Rabu (17/9/2025).
Menurut Nandang, keterampilan kader dalam memahami pola makan sehat dan perawatan kaki pasien DM masih perlu diperkuat.
“Edukasi tentang diabetes sering kali terbatas di fasilitas kesehatan. Melalui pendampingan ini, kami ingin kader lebih percaya diri dalam memberikan penyuluhan, khususnya terkait diet sehat dan senam kaki yang bisa dilakukan pasien secara mandiri,” ungkapnya.
Dalam pendampingan ini, para kader dibekali materi tentang pengelolaan diet bagi pasien DM serta latihan praktik senam kaki diabetes.
Selain itu, mereka juga diperkenalkan dengan aplikasi Program Rawat Orang dengan Diabetes Melitus (PRO-DM), sebuah media literasi digital yang dapat diakses pasien, keluarga, maupun kader untuk menambah pengetahuan terkait perawatan sehari-hari.
Lebih lanjut, Nandang memaparkan bahwa hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader.
“Pengetahuan tentang konsep DM meningkat 6,6% (dari 77,7% menjadi 84,3%), pengetahuan pengelolaan diet naik 4,7% (dari 86% menjadi 90,7%), sementara kemampuan kader dalam mempraktikkan senam kaki mencapai 94%,” tuturnya.
Di akhir kegiatan, Nandang menegaskan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pendampingan rutin mampu memperkuat peran kader kesehatan di masyarakat.
“Kader adalah ujung tombak dalam mendampingi pasien diabetes di komunitas. Jika dibekali dengan keterampilan yang tepat, mereka bisa membantu pasien mengendalikan penyakit, menjaga kualitas hidup, sekaligus mencegah komplikasi serius,” pungkasnya. [ ]
Dok foto: UNISA Bandung