Home > Ekbis

Inovasi dan Teknologi Dorong Batik Nasional Tembus Pasar Global

Hari Batik Nasional di Jakarta

BISNISTIME.COM, Jakarta – Menyambut Hari Batik Nasional 2025, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) menyerukan pentingnya inovasi dan teknologi dalam transformasi industri batik nasional. Batik, yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO sejak 2009, kini menjadi motor penggerak ekonomi kreatif Indonesia dan memiliki potensi besar menembus pasar global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa batik bukan lagi sekadar pakaian seremonial, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda. “Hal ini menjadi peluang besar untuk memperkuat pasar domestik dan ekspor melalui desain inovatif, peningkatan kualitas, dan pemasaran yang mengikuti tren,” ujarnya saat Kick-Off Hari Batik Nasional di Jakarta, Rabu (25/6).

Menurut data Kemenperin, ekspor batik Indonesia pada kuartal pertama 2025 mencapai USD7,63 juta, tumbuh 76,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Industri batik Indonesia didukung oleh lebih dari 5.900 pelaku industri dan 200 sentra IKM di 11 provinsi.

Guna mendukung keberlanjutan industri ini, Kemenperin bersama YBI mendorong penggunaan teknologi seperti kompor listrik batik, sistem pengolahan limbah cair, katalog digital pewarna alam, mesin motif digital, serta penerapan PLC dan mesin CNC batik. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga menekan biaya energi dan ramah lingkungan.

Menperin menekankan bahwa transformasi teknologi harus tetap mempertahankan nilai tradisi batik. “Kita perlu menjaga kearifan lokal sembari mengadopsi teknologi modern,” tegasnya.

Ketua YBI, Gita Pratama, menambahkan bahwa keberlanjutan industri batik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga pelestarian nilai budaya. “Generasi muda harus dilibatkan dalam proses ini agar batik tetap hidup dan relevan di masa depan,” katanya.

× Image