Home > Pendidikan

Kampus Islami, Suasana Inklusif : Mahasiswa Kristen Akui Nyaman Kuliah di UNISA Bandung

Di Universitas Aisyiyah (UNISA) Bandung, suasana belajar justru dibangun dengan nilai inklusif dan penuh kebersamaan

BISNISTIME.COM, BANDUNG (unisa-bandung.ac.id) -- Kampus Islami tak selalu berarti eksklusif. Di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Bandung, suasana belajar justru dibangun dengan nilai inklusif dan penuh kebersamaan.

Hal itu dirasakan langsung oleh mahasiswa non-muslim yang mengikuti Baitul Arqam Purna Studi (BAPS), program pembekalan akhir studi sebelum resmi menjadi alumni.

Alichia Sintia, mahasiswa Profesi Ners yang beragama Kristen, mengaku sangat terkesan dengan pengalaman mengikuti BAPS bersama ratusan mahasiswa lain.

“Saya merasa sangat nyaman dan diterima selama mengikuti kegiatan BAPS. Meskipun saya bukan Muslim, kegiatan ini sangat inklusif dan ramah bagi semua peserta. Saya merasakan kehangatan dan kebersamaan, sehingga seperti bagian dari keluarga besar UNISA,” ungkapnya Kamis (11/9/2025).

Ia menambahkan bahwa banyak nilai universal yang bisa dipetik dari kegiatan ini.

“Saya sangat terkesan dengan nilai-nilai yang disampaikan, seperti pentingnya toleransi, empati, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam konteks agama tertentu. Kegiatan ini memberi saya perspektif baru tentang bagaimana kita dapat hidup bersama dengan harmonis dan saling menghargai,” jelasnya.

Tak hanya itu, Alichia menilai BAPS menanamkan nilai-nilai Islam yang sangat relevan dan universal.

“Nilai seperti toleransi, empati, kebersamaan, keadilan, dan kesabaran sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis. Saya percaya nilai-nilai ini bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik dan membangun masyarakat yang damai. Saya berharap UNISA Bandung terus menjadi contoh kampus yang menghargai keberagaman dan inklusi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Yuda Saputra Nugraha, mahasiswa yang juga beragama Kristen. Menyebut bahwa BAPS sebagai bekal berharga bagi lulusan UNISA Bandung.

“Kegiatan Baitul Arqam sangat bermanfaat sebagai bekal lulusan untuk bermasyarakat. Pematerinya luar biasa, materinya aplikatif dan menarik. Saya mendapatkan dorongan untuk selalu mengembangkan diri berdasarkan ilmu dan tidak lepas dari konsep ajaran keagamaan agar bisa menjadi berkat di masyarakat,” ujarnya pada Kamis (11/9/2025).

Menurut Yuda, identitas UNISA Bandung sebagai kampus islami justru menjadi nilai tambah.

“Kurikulum Keperawatan UNISA dengan kekhususan Keperawatan Holistik Islami menjadi daya tarik tersendiri, karena melibatkan aspek spiritual Islam dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Walaupun kampus UNISA kental dengan nilai Islam, saya tidak pernah sekalipun mendapatkan diskriminasi atau intoleransi, baik dari dosen maupun teman. Justru saya bangga bisa kuliah di UNISA Bandung,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UNISA Bandung, Susi Indriana, S.Pd., M.Ikom, menjelaskan bahwa BAPS disusun untuk membekali mahasiswa dengan nilai-nilai yang lebih luas.

“Tujuan BAPS adalah penanaman nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan tingkat lanjut, penguatan identitas sebagai alumni sekaligus intelektual muslim berkemajuan, serta menumbuhkan motivasi dan optimisme dalam menghadapi tantangan kehidupan sosial,” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya, kata Susi, BAPS tidak berhenti pada teori keislaman semata, tetapi juga dikaitkan dengan sikap hidup Islami yang relevan dengan tantangan zaman.

“Bekal belajar selama perkuliahan dikuatkan dengan BAPS agar mahasiswa memiliki karakter unggul sesuai nilai UNISA: profesional, integritas, dan akhlakul karimah. Narasumber dipilih bukan hanya yang berwawasan keislaman, tetapi juga memiliki integritas dan rekam jejak profesional, sehingga mahasiswa memperoleh teladan nyata,” tambahnya.

Lebih jauh, Susi menilai keikutsertaan mahasiswa non-muslim dalam BAPS membawa makna tersendiri.

“Mereka merasa menjadi bagian dari komunitas besar kampus, bukan sekadar individu. Partisipasi bersama menumbuhkan sikap saling menghargai, toleransi, dan gotong royong. Hal ini bisa melahirkan ikatan emosional yang berlanjut menjadi kolaborasi akademik maupun profesional. Inilah implementasi nilai rahmatan lil ‘alamin di UNISA Bandung,” terangnya pada Jumat (12/9/2025).

Ia menambahkan, UNISA Bandung berkomitmen menghadirkan suasana kampus yang ramah bagi semua mahasiswa.

“Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang kami tanamkan tidak sebatas ibadah ritual, tetapi juga ajaran Islam yang membawa rahmat, kasih sayang, kepedulian, dan tenggang rasa. Dengan begitu, mahasiswa dari latar belakang yang berbeda dapat tumbuh dalam suasana kebersamaan dan inklusif,” pungkasnya.

Melalui pengalaman mahasiswa dan pembinaan LPPI, UNISA Bandung meneguhkan diri sebagai kampus islami yang rahmatan lil ‘alamin ramah, terbuka, dan nyaman bagi semua mahasiswa, baik muslim maupun non-muslim. [ ]

Dok foto: UNISA Bandung

× Image