Industri Mamin Nasional Bersinar
BISNISTIME.COM, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat langkah strategis untuk mendorong industri makanan dan minuman (mamin) agar semakin berdaya saing di kancah internasional. Sektor ini tak hanya menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, tapi juga salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Tanah Air.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa industri mamin kini menjadi tulang punggung sektor industri pengolahan nonmigas. “Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sangat signifikan. Pada triwulan III-2024, industri ini tumbuh 5,82 persen—melewati pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95 persen,” ungkap Agus di Jakarta, Senin (2/6).
Investasi di sektor ini pun terus meningkat. Hingga triwulan III-2024, tercatat nilai investasi sebesar Rp 30,23 triliun atau naik 28 persen dibandingkan tahun lalu. Tak hanya itu, industri mamin juga memberi dampak sosial besar dengan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, didominasi oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Guna memperkuat posisi industri mamin Indonesia di pasar global, Kemenperin mendorong kerja sama internasional, baik dalam bentuk transfer teknologi, peningkatan kualitas, maupun perluasan ekspor.
Salah satu kolaborasi yang mendapat sorotan adalah kerja sama antara PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS), anak usaha dari produsen makanan INACO, dengan perusahaan jeli buah terbesar di Jepang, Tarami Corporation. Melalui lini produksi khusus bernama Japan Quality Line, NPS kini mampu menghasilkan produk jeli berkualitas Jepang yang diproduksi di Indonesia dengan standar halal internasional.
Proyek ini juga mendapat dukungan dari Kawasho Foods Corporation, Jepang, yang terlibat dalam pengadaan bahan baku. Seluruh proses produksi dilakukan dengan memperhatikan standar halal global, menjadikan produk ini layak konsumsi bagi konsumen muslim internasional.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menegaskan pentingnya sinergi global. “Kolaborasi ini menunjukkan bahwa industri kita mampu bersaing di pasar halal dunia. Ini adalah langkah nyata dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal global,” ujarnya.
Kolaborasi strategis ini bukan hanya membuka pasar baru, tetapi juga meningkatkan kualitas SDM industri lokal melalui transfer teknologi dan manajemen produksi modern dari Jepang.