BISNISTIME.COM, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau selama lima hari ke depan. Perpanjangan ini dilakukan menyusul selesainya tahap awal operasi yang berlangsung pada 1–7 Mei 2025 dan mempertimbangkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut.

Keputusan perpanjangan OMC diambil dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla yang digelar pada Senin (28/4/2025). Langkah ini merupakan bagian dari upaya siaga darurat untuk mencegah bencana kabut asap yang biasa terjadi akibat karhutla.

Operasi modifikasi cuaca dipusatkan di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Riau, dan merupakan kolaborasi antara BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta TNI Angkatan Udara. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa BNPB bertanggung jawab menyediakan armada helikopter untuk water bombing serta mendukung pelaksanaan penyemaian awan. Sementara itu, BMKG menyediakan data meteorologi berbasis teknologi satelit, dan TNI AU mendukung dari sisi pengamanan wilayah strategis.

Pada tahap awal, satu unit pesawat Caravan dengan nomor registrasi PK-DPI dikerahkan untuk melakukan penyemaian awan guna membasahi lahan gambut dan mengisi embung sebagai cadangan air. Selama tujuh hari pelaksanaan, operasi ini mencatat total waktu terbang 15 jam 12 menit dan menggunakan 5,6 ton bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl).

Perpanjangan OMC dilakukan berdasarkan analisis BMKG yang menunjukkan masih adanya potensi terbentuknya awan hujan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembasahan lahan.

Hingga Rabu (7/5/2025), BNPB melaporkan tidak ada kejadian karhutla di Provinsi Riau. Pemantauan udara juga tidak mendeteksi adanya titik panas (hot spot) di kawasan rawan kebakaran. Selain itu, BMKG memperkirakan wilayah Riau masih berpeluang diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat dan petir.