Me-Reset Identitas Pribadi Muda

BISNISTIME.COM, DEPOK -- Apakah menjadi pemuda cukup diukur dari umur? Jika iya, itu ibarat roti berjamur — tampak seperti roti, tapi sudah tak bisa dimakan dan kehilangan manfaatnya. Begitu pula dengan jiwa muda yang tak lagi relevan karena kehilangan kesadaran dan arah. Karena itu, penting bagi kita untuk me-reset identitas pribadi muda agar tetap segar, bernas, dan bermanfaat bagi sesama.
Tanpa proses reset ini, kita berisiko menjadi seperti racun sosial — membuat lingkungan sekitar lemah dan kehilangan semangat. Maka, sebagaimana perangkat elektronik yang perlu di-reboot agar berfungsi normal, jiwa muda pun perlu dinyalakan ulang agar tetap hidup dan produktif.
Belajar dari Umar bin Khattab ra.
Sejarah mencatat banyak contoh reset kesadaran dari para pemuda masa lalu. Salah satunya Umar bin Khattab ra. — sosok tegas yang awalnya memusuhi Nabi Muhammad SAW karena mengikuti opini kaumnya.
Namun, ketika ia mendengar lantunan ayat-ayat awal Surah Thaha, hatinya terguncang dan pikirannya terbuka. Umar menemukan independensi mental dan melakukan reset besar dalam hidupnya — dari pembenci menjadi pembela Islam yang tangguh.
Transformasi Umar menunjukkan bahwa perubahan identitas sejati dimulai dari keberanian untuk menata ulang cara berpikir dan menegakkan keyakinan baru yang benar.
Upaya Reset ala Ust. Abdullah Said
Menjelang tidur, saya menerima foto kiriman Bang Tashir. Foto itu memperlihatkan momen bersejarah: Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah di Gunung Tembak pada 20 September–8 Oktober 1995.
Yang menarik perhatian saya adalah tema acaranya:
“Dengan Silatnas Kita Sukseskan Tri Program Lembaga: Memantapkan Aqidah, Meningkatkan Ibadah, dan Menghias Diri dengan Akhlaqul Mahmudah.”
Tema ini terasa sangat relevan dengan kebutuhan generasi muda masa kini — untuk me-reset pola pikir, gaya hidup, dan arah perjuangan.
Dari Tema ke Aksi Nyata
Tiga poin utama dalam tema itu layak dijadikan pedoman reset identitas bagi kaum muda:
- Aqidah — menjadi fondasi utama agar setiap anak muda memiliki visi hidup yang lurus dan kuat. Tanpa aqidah, tak ada perubahan besar yang berarti.
- Ibadah — sebagaimana pesan Surah Al-Muzzammil, ibadah melatih disiplin, kepribadian, dan karakter progresif.
- Akhlak — menjadi magnet yang menarik dukungan dan simpati masyarakat untuk mewujudkan agenda dakwah dan perbaikan sosial.
Tema tersebut bukan sekadar slogan Silatnas, tetapi telah menjadi napas perjuangan kader dan santri Hidayatullah dalam membangun bangsa melalui dakwah dan tarbiyah.
Mereset Diri Seperti Komputer
Sebagaimana komputer yang perlu di-reset atau di-restart agar kinerjanya optimal, demikian pula manusia — khususnya kaum muda. Proses ini diperlukan untuk mengatasi "bug" dalam jiwa: kemalasan berpikir, ketakutan bertindak, kecanduan kenyamanan semu, hingga kehilangan semangat berjuang.
Kalau komputer saja bisa kita reset untuk memperbaiki performanya, mengapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap kesadaran dan identitas diri kita sebagai pemuda?
Mas Imam Nawawi