Pentingnya Mengenal Tumbuh Kembang (Tumbang) dan Kesehatan Reproduksi Remaja

Oleh: Dr. Zulmansyah, Dr., Sp.A., M.Kes
BISNISTIME.COM, GARUT -- Remaja adalah suatu periode kehidupan berada di antara rentang usia 11-21 tahun, yang terbagi menjadi tahapan remaja awal ( 11-14 tahun) , madya ( 15-17 tahun), dan akhir/lanjut (18-21 tahun), di mana individu mengalami perubahan besar baik secara fisik, mental, emosional, maupun sosial.
Setiap periode tahapan tersebut memiliki ciri tumbang yang berbeda dan spesifik, menjadikan periode remaja sangat penting untuk di ketahui dan di pahami.
Periode ini sering disebut sebagai masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, dan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan identitas, kepribadian, dan pola hidup di masa depan.
Sehingga permasalahan yang terjadi di saat periode ini sebaiknya dapat di selesaikan, agar tidak menjadi beban serta proses tumbang dapat terlaksana secara optimal.
Pertumbuhan sendiri adalah suatu perubahan ukuran dan struktur kuantitatif fisik yang dapat di ukur, seperti berat badan, tinggi badan dll.
Perubahan fisik pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh proses pubertas, yang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi dan ciri-ciri seksual sekunder.
Pada remaja laki-laki, perubahan meliputi suara yang menjadi lebih berat, pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh, peningkatan massa otot, serta percepatan tinggi badan.
Sementara itu, pada remaja perempuan, ditandai dengan mulai menstruasi, pertumbuhan payudara, pembentukan lekuk tubuh, dan perubahan distribusi lemak tubuh.
Perubahan ini sering kali terjadi sangat cepat, sehingga beberapa remaja merasa tidak percaya diri atau canggung dengan penampilan mereka.
Oleh karena itu, dukungan dari orang tua dan lingkungan sangat penting untuk membantu remaja beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Sedangkan perkembangan adalah keadaan kualitatif meliputi kemampuan dan fungsi, seperti komunikasi, adaptasi, daya fikir dll. Mereka mulai memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi, cenderung memikirkan masa depan, dan mulai mempertanyakan nilai-nilai serta aturan yang ada.
Masa remaja juga identik dengan gejolak emosi, karena adanya perubahan hormon yang memengaruhi suasana hati. Beberapa remaja mungkin mudah marah, merasa sedih tanpa alasan yang jelas, atau mengalami rasa tidak aman.
Penting bagi orang tua untuk bersikap terbuka, mau mendengarkan, dan memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Karakteristik tumbang pada remaja meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik, perkembangan sosial, perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan spiritual dan perkembangan sosial.
Secara kognitif, remaja mulai berpikir secara abstrak, kritis, dan logis. Mereka mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan mulai merencanakan tujuan jangka panjang.
Kemampuan untuk mengambil keputusan juga meningkat, meskipun terkadang mereka masih impulsif karena bagian otak yang mengatur pengendalian diri belum sepenuhnya matang.
Periode ini juga menjadi waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan memecahkan masalah, dan pemikiran kreatif. Lingkungan sekolah, teman sebaya, dan media memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir remaja.
Hubungan sosial remaja semakin luas dan kompleks. Mereka mulai mencari kemandirian dari orang tua dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
Kelompok pertemanan memberikan rasa identitas dan dukungan emosional, tetapi juga dapat menjadi sumber tekanan, seperti dorongan untuk mengikuti perilaku berisiko.
Pada masa ini, remaja juga mulai mengeksplorasi hubungan romantis. Pengalaman ini membantu mereka memahami konsep kasih sayang, tanggung jawab, dan batasan pribadi.
Peran orang tua adalah memberikan arahan tentang hubungan yang sehat, menghargai diri sendiri, dan menjaga keselamatan.
Memahami karakteristik periode remaja tersebut menjadikan remaja sebagai periode yang penting karena di masa ini merupakan masa peralihan, masa dengan periode perubahan, masa mencari identitas diri,masa yang tidak realistik, masa menuju dewasa dan masa yang menimbulkan ketakutan.
Kondisi ini memungkinkan remaja menjadi personal yang rapuh, anti sosial, tidak percaya diri dan kurang beriman.
Tentunya dapat mengkibatkan masalah personal dan sosial jika tidak diperbaika sedini mungkin, sehingga perlu peran sebagai orang tua dan pendidik untuk dapat menjadikan tumbang remaja ini menjadi sesuai dengan berusaha mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Berdasarkan hasil survei, tim Pengabdian kepada masyarakat fakultas kedokteran universitas Islam Bandung menemukan bahwa murid-murid sekolah menengah atas di wilayah kecamatan Cilawu Kabupate Garut ditemukan kejadian gangguan kesehatan organ reproduksi cukup tinggi.
Dengan latar belakang di atas dan dengan adanya pembiayaan Hibah Internal Unit penelitian dan PKM FK Unisba tim PKM pada bulan Juni‒Oktober 2025, bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Sentosa kecamatan Cilawu Kabupate Garut melakukan Sosialisasi Dan Pendampingan Kesehatan Organ Reproduksi Siswa-Siswi SMK Sentosa.
Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Zulmansyah, Dr., Sp.A., M.Kes dengan anggota Buti Azfiani Azhali, dr., Sp.A., Bimo Prakasa Wirokusumo, dr dan 5 orang mahasiswa FK Unisba.
Kegiatan PKM ini, diawali dengan pembukaan pada tanggal 23 Juni 2025 yang dibuka oleh dekan Fakultas kedokteran Unisba Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes., MMRS dan Kepala sekolah SMK Sentosa Cilawu Bapak Dr. Yusuf Hermawan, S.SOS., MSi.
Kegiatan sosialisasi PKM tersebut berupa seminar kesehatan tentang Pentingnya Menjaga Kesehatan organ reproduksi yang dihadiri oleh perwakilan murid-murid sekolah menengah kejuruan sekecamatan Cilawu sebanyak 111 orang.
Kegiatan seminar kesehatan tersebut diisi dengan materi kesehatan yang dibawakan oleh Dr. Zulmansah, dr., SpA., Mkes; dr. Indri Budiarti., SpOG(K), dr. Buti A Azhali, Sp.A, Subsp.IPT dan Ayu Prasetia, dr., Spkj., MMRS.
Para peserta seminar kesehatan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut, selain transfer knowlegde, kegiatan tersebut diikuti dengan tanya jawab antara pemberi materi dan peserta.
Selain kegiatan sosialisasi dengan seminar kesehatan, tindak lanjut kegiatan tersebut dilakukan pendampingan kepada para anggota pengurus OSIS SMK Sentosa sebagai penitia pelaksana kegiatan seminar.
Hal ini untuk lebih memberikan pemahaman kepada para pengurus OSIS tentang kesehatan reproduksi yang banyak dikeluhkan oleh murid-murid di SMK Sentosa, sehingga mereka mendapatkan tambahan pemahaman untuk ke depannya disampaikan kembali kepada sesama temannya bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi remaja.
Kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara diskusi kelompok antara sekitar 8-10 orang pengurus OSIS dengan Mahasiswa tim PKM. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya selesai dalam 1-2 kali pertemuan, namun diharapkan masih berlanjut sampai penutupan di bulan Oktober 2025. [ ]
Dok foto: