Home > Medika

INVESTIGASI KONTAK ERAT TUBERKULOSIS DALAM POSYANDU INTEGRASI LAYANAN PRIMER

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian infeksi TB adalah dengan melakukan investigasi kontak (IK) erat pasien yang terdiagnosis infeksi TB

Oleh: Yani Triyani (Dosen Fakultas Kedokteran Unisba)

BISNISTIME.COM, BANDUNG -- Sebagaimana sudah sangat dikenal oleh masyarakat, infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, dengan kejadiannya di Indonesia adalah rangking ke-2 terbanyak di dunia.

Infeksi TB terutama menyerang organ paru namun dapat juga menyerang organ lain selain paru antara lain kelenjar getah bening, selaput paru, selaput otak, selaput jantung, ginjal, organ reproduksi, kulit, tulang dan organ lainnya.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian infeksi TB adalah dengan melakukan investigasi kontak (IK) erat pasien yang terdiagnosis infeksi TB.

Berdasarkan definisi dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, IK adalah suatu kegiatan pelacakan atau pencarian secara aktif orang-orang yang berinteraksi (kontak erat) dengan pasien TB.

Pada era tahun sebelum 2023, pelacakan atau IK TB dilakukan oleh petugas kesehatan atau kader TB dari tiap posyandu yang aktif, IK menjadi langkah awal untuk mendeteksi adanya infeksi TB atau sakit TB sehingga petugas kesehatan dapat memberikan pengobatan secara lebih cepat.

Pelaksanaan IK umumnya dilakukan dengan kunjungan ke rumah pasien untuk melakukan skrining/ penjaringan gejala TB dan edukasi kepada setiap individu yang kontak serumah dan kontak erat, namun dapat dilakukan juga dengan mengundang kontak datang ke fasyankes primer atau Puskesmas.

Tujuan IK adalah menemukan kasus TB secara dini, memeriksa ada tidaknya TB pada orang yang berinteraksi dengan pasien TB, memberikan terapi pencegahan atau pengobatan yang sesuai, mencari sumber penularan pada pasien TB anak, memutus mata rantai penularan TB di masyarakat, memberikan informasi TB dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sejak tanggal 31 Agustus 2023, Kemenkes RI mulai mencanangkan program transformasi pelayanan kesehatan primer yang dikenal dengan Integrasi Layanan Primer, upaya ini termasuk bagian dari revitalisasi puskesmas yang bergerak menyasar seluruh siklus hidup manusia, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia (lansia).

Program integrasi layanan primer (ILP) merupakan wujud dari pilar pertama transformasi kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan layanan dan fasilitas kesehatan kepada masyarakat.

Hal ini berdampak kepada layanan posyandu, yang asalnya dikenal layanan posyandu Balita, Posyandu lansia, Posyandu Remaja, Posyandu TB saat ini secara bertahap menjadi POSYANDU ILP (Integrasi Layanan Primer).

Pada satu kegiatan Posyandu seluruh layanan diselenggarakan secara terpadu, yang terdiri dari Skrining penyakit tidak menular: pemeriksaan tekanan darah, lingkar perut, cek gula darah, dan konseling kesehatan; Pemberian makanan tambahan (PMT): PMT untuk balita, remaja, dan lansia; Penyuluhan kesehatan: edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif, gizi seimbang, dan pencegahan penyakit menular; Pelayanan KB dan kesehatan reproduksi: Penyediaan layanan KB dan konseling kesehatan reproduksi; dan Layanan kesehatan lainnya: sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan siklus hidup.

Berdasarkan hasil survei tim Pengabdian kepada masyarakat Fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung, menemukan bahwa di wilayah kecamatan Buah Batu yang termasuk wilayah Puskesmas Margahayu Raya dan Sekejati, masih ditemukan kejadian infeksi TB yang tinggi.

Dengan latar belakang di atas dan dengan adanya pembiayaan Hibah Internal Unit penelitian dan PKM FK Unisba tim PKM pada bulan Juni‒Oktober 2025, bekerjasama dengan Puskesmas Sekejati dan Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung melakukan Sosialisasi dan Pendampingan Penjaringan Kontak Erat Tuberkulosis kepada Karang Taruna RW 08 Kel Margasari Kec Buah Batu Kota Bandung.

Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Yani Triyani, dr., SpPK Subsp P.I(K), M.Kes dengan anggota Dr. Wida Purbaningsih, dr., Mkes, Dr. Lisa Adhia Garina, dr., SpA., M.Si. Med. dan Rio Dananjaya, dr., M.Kes., SpPD juga 6 orang mahasiswa FK Unisba.

Kegiatan PKM ini, diawali dengan pembukaan PKM pada tanggal 19 Juni 2025 dihadiri oleh dokter Yeppi Tisnawati sebagai kepala Puskesmas Sekejati, Ibu tim penggerak PKK RW 08 kelurahan Margasari, juga para kader Karang Taruna dan Posyandu.

Pada kegiatan ini dr. Yeppi memberikan materi tentang Transformasi pelayanan kesehatan primer, Puskesmas ILP dan Posyandu ILP yang baru dicanangkan secara bertahap di Puskesmas wilayahnya.

Setelah melakukan sosialisasi tentang layanan Posyandu ILP dan Investigasi kontak TB, tim PKM melakukan pendampingan kepada para kader di posyandu untuk melakukan investigasi kontak TB.

Selama bulan Juli-Agustus berhasil melakukan penjaringan dan pemeriksaan 2 keluarga pasien TB baru sebanyak 9 orang dilakukan kunjungan rumah dan pemeriksaan skring TB kontak erat pasien TB dengan pemeriksaan dahak tes cepat molekuler untuk anggota keluarga yang dewasa sebanyak 6 orang dan melakukan pemeriksaan Mantoux untuk 3 orang anggota keluarga dengan umur 18 tahun.

Dari hasil penjaringan tersebut ditemukan 2 orang yang positif hasil pemeriksaan thoraks foto menunjukkan TB aktif, namun hasil TCM negatif dan seorang anak ditemukan hasil pemeriksaan Mantoux positif.

Dari hasil temuan investigasi kontak erat ini menambah temuan kasus secara aktif TB, sehingga dapat dilakukan pengobatan secara dini. [ ]

Dok foto: PKM FK Unisba

× Image