Home > Nasional

Dua Dosen Unisba Menjadi Pembicara pada Konferensi Internasional The 24th AICIS 2025

Tahun ini, konferensi bergengsi tersebut mengusung tema Islam, Ecotheology, and Technological Transformations for an Equitable and Sustainable Future.

BISNISTIME.COM, DEPOK (31/10/2025) — Dua dosen Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menorehkan prestasi di kancah akademik internasional. Mereka terpilih menjadi pembicara dalam The 24th Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+ 2025) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, pada 29–31 Oktober 2025.

Tahun ini, konferensi bergengsi tersebut mengusung tema “Islam, Ecotheology, and Technological Transformations for an Equitable and Sustainable Future.”

AICIS ke-24 menandai transformasi konsep menjadi AICIS+, yang menghadirkan dua skema utama: invited journal panel dan open panel. Dari 2.434 abstrak yang diterima dari 31 negara, hanya 234 peserta yang dinyatakan lolos seleksi ketat sebagai pembicara.

Dari Unisba, dua nama berhasil menembus ajang internasional tersebut. Sandy Rizki Febriadi, dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, terpilih melalui skema invited journal panel dengan makalah berjudul “The Integration of Fiqh Principles, Maqashid Shariah, and ESG in Risk Management of Islamic Banks in the Digital Era”, yang dipresentasikan pada panel Industrialization, Innovation, and Islamic Economic Values in the New Era.

Sementara itu, Ahmad Muttaqin, dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, lolos melalui skema open panel dengan makalah berjudul “De-Javanizing the Discourse of Indonesian Islam.” Ia tampil dalam panel Decolonizing Islamic Studies: Advancing Innovative Perspectives, Theories, and Methodologies.

Konferensi internasional ini dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari berbagai negara untuk membahas isu-isu aktual tentang Islam, sains, dan masyarakat kontemporer.

Dalam sambutannya, Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, menyoroti pentingnya integrasi keilmuan dalam membangun peradaban Islam masa depan.

“Di Indonesia kita masih memiliki masalah integrasi keilmuan. Saya datang hari ini untuk menegaskan agar konferensi ini menjadi bagian dari menyiapkan peradaban Islam baru di masa depan,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin, menegaskan pentingnya aktualisasi nilai-nilai agama dalam menjawab tantangan global.

“Para akademisi dari berbagai negara hadir bersama untuk membahas isu-isu aktual. Melalui konferensi ini, kita ingin mengaktualisasikan nilai-nilai agama demi kemaslahatan di dunia, termasuk merespons isu-isu global,” ujarnya.

Dalam laporannya, Prof. Jamhari, selaku Rektor UIII dan tuan rumah penyelenggara, menyampaikan bahwa antusiasme akademisi dunia terhadap forum ini meningkat signifikan.

“Tahun ini kami menerima 2.434 abstrak dari 31 negara, menunjukkan bahwa AICIS telah menjadi ruang dialog global bagi para pemikir Islam lintas disiplin. Transformasi menjadi AICIS+ adalah upaya meningkatkan kajian Islam di level global dengan memperluas jejaring riset, memperkuat kolaborasi, dan menghadirkan kontribusi nyata bagi keberlanjutan peradaban manusia,” jelasnya.

Prof. Jamhari juga menegaskan bahwa selama 24 tahun penyelenggaraan, AICIS telah menjadi forum akademik utama studi Islam di Indonesia.

Tahun ini, AICIS+ berupaya menghubungkan studi Islam dengan tantangan global yang krusial melalui tiga kata kunci utama: Islam, ekoteologi, dan transformasi teknologi.

“AICIS+ bukan sekadar forum akademik, tetapi wadah untuk membangun jembatan antara tradisi Islam, sains modern, dan teknologi masa depan. Melalui konferensi ini, diharapkan lahir rekomendasi strategis untuk memperkuat peran Islam dalam kemajuan peradaban global yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tambahnya.

Kehadiran dua dosen Unisba dalam AICIS+ 2025 ini tidak hanya menunjukkan kiprah Unisba di level internasional, tetapi juga menegaskan kontribusi perguruan tinggi Islam di Indonesia dalam pengembangan keilmuan Islam yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada keberlanjutan peradaban dunia. [ ]

Dok foto: Komhumas

× Image