Bagaimana Perilaku Terbentuk?

TOPNEWS62.COM, DEPOK – Mengapa seseorang atau masyarakat memiliki perilaku tertentu? Pertanyaan ini menarik untuk ditelusuri lebih dalam, sebab perilaku bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, melainkan melalui sebuah proses.
Carl R. Roger (1974), seorang psikolog humanistik, menjelaskan bahwa perilaku terbentuk melalui beberapa tahap: mulai dari kesadaran (awareness), munculnya rasa tertarik (interest), dilanjutkan dengan mengevaluasi (evaluation), mencoba (trial), hingga akhirnya menerima (adoption).
Tahap evaluasi menjadi sangat penting. Sebelum mengikuti atau menerima sebuah perilaku, seseorang akan menimbang manfaat dan kerugian. Misalnya, seorang anak idealnya harus mengevaluasi sebelum bermain media sosial: apakah lebih banyak manfaat atau justru mudaratnya? Namun kenyataannya, banyak anak bermain media sosial hanya karena mengikuti tren.
Peran Kesadaran
Roger menekankan bahwa kesadaran terbentuk ketika seseorang mengetahui bagaimana harus bersikap yang terbaik. Namun, perspektif ini lebih bersifat empiris. Dalam perspektif Islam, kesadaran bukan hanya soal pengetahuan duniawi, melainkan juga menyangkut orientasi akhirat.
Al-Qur’an Surah Yunus ayat 7–8 menggambarkan orang-orang yang hanya puas dengan kehidupan dunia dan mengabaikan ayat-ayat Allah. Mereka inilah yang akhirnya tenggelam dalam perilaku buruk, hingga tempat kembali mereka adalah neraka, disebabkan perbuatan yang selalu mereka lakukan.
Akhir dari Perilaku
Ketika kesadaran seseorang berhenti pada dunia semata, ia akan cenderung menolak petunjuk akhirat. Akibatnya, perilaku yang muncul pun berorientasi pada kesenangan duniawi. Sejarah modern mencatat lahirnya ideologi materialisme dan kapitalisme, yang meski berbeda dalam cara mengelola materi, namun sama-sama berakar pada keduniawian.
Inilah yang menjelaskan mengapa muncul ketidakadilan, kemiskinan, dan berbagai masalah sosial di banyak negara, termasuk yang disebut maju. Ironisnya, sebagian umat Islam juga terseret dalam pola perilaku semacam ini. Ada yang berangkat haji tetapi masih hidup dengan praktik riba, ada pula yang aktif di partai Islam namun ruh politiknya tidak berlandaskan nilai Islam.
Perilaku yang Seharusnya
Lalu, bagaimana perilaku yang benar menurut Al-Qur’an? Surah Yunus ayat 10 memberikan jawabannya: perilaku yang berlandaskan tasbih (mensucikan Allah), menebarkan salam (sikap ramah dan penuh penghormatan), serta senantiasa memuji Allah.
Dengan cara ini, seorang Muslim tidak hanya menjadi reaktif terhadap keadaan, melainkan tumbuh menjadi insan progresif yang terus berkarya di jalan kebaikan.
Membaca, memahami, dan membandingkan berbagai perspektif akan membantu kita berpikir lebih jernih dan mengambil sikap yang tepat. Insya Allah, kesadaran yang benar akan melahirkan perilaku yang tertata, bermanfaat, dan membahagiakan.
Mas Imam Nawawi