Tim Satgas Kesehatan Unisa Bandung Hadir di Tengah Aksi, Pimpinan Kampus: Kemanusiaan Tak Boleh Dikesampingkan

BISNITIME.COM, BANDUNG (unisa-bandung.ac.id) -- Sebagai salah satu wujud perhatian terhadap kondisi sosial bangsa, Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) turut mengambil peran dengan menurunkan Tim Satgas Kesehatan dalam aksi demonstrasi yang menyuarakan berbagai isu nasional, di Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (1/9/2025).
Wakil Rektor I Unisa Bandung, Prof. Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., MS.Biomed., menuturkan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen kemanusiaan, sesuai dengan nilai-nilai Aisyiyah dan Muhammadiyah.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran tim kesehatan tidak dimaksudkan sebagai keberpihakan politik, melainkan semata-mata untuk menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat.
“Keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Kehadiran tim kesehatan Unisa adalah wujud nyata kontribusi akademisi dalam menjaga kemanusiaan, sekaligus sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk mengedepankan kemanusiaan, persatuan, dan stabilitas nasional,” ujar Prof. Sitti, Selasa (2/9/2025).
Ia menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam memberikan layanan kesehatan juga menjadi bagian penting dari proses pendidikan.
“Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga harus mengasah kepekaan sosial dan keterampilan profesional di lapangan. Dengan turun langsung, mereka belajar empati, tanggung jawab sosial, sekaligus mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ungkapnya.
Koordinator Satgas Kesehatan, Nanda Abdurrahman Fathir, S.Kep., menjelaskan bahwa Satgas menurunkan 7 orang anggota, gabungan dari Satgas, HIMABID, dan HIMKA, serta 19 anggota BEM yang turut bertugas sebagai tenaga kesehatan tambahan.
“Tim terbagi menjadi dua, yakni tim mobile yang bertugas di lapangan massa, serta tim kesehatan yang siaga di titik evakuasi di Aula Universitas Islam Bandung (UNISBA),” jelas Nanda.
Ia menambahkan bahwa tugas utama tim adalah memberikan layanan kesehatan bagi mahasiswa, warga, hingga driver online yang ikut aksi.
“Keluhan yang sering kami tangani mulai dari luka gores, luka sobek yang harus dijahit, korban pingsan, benturan benda tumpul, sesak napas, hingga iritasi mata akibat gas air mata. Bahkan beberapa hari terakhir, kami juga menangani peserta yang mengalami dislokasi kaki,” jelas Nanda, Selasa (2/9/2025).
Menurutnya, kendala utama adalah mobilitas tim saat situasi chaos.
“Kadang kami terlambat memakai masker pelindung sehingga terkena gas air mata. Selain itu, jumlah korban yang banyak tidak selalu bisa kami tangani sekaligus, tapi kami selalu berusaha memaksimalkan keterbatasan alat dan kemampuan yang ada,” tambahnya.
Meskipun demikian, Nanda mengatakan bahwa tim Satgas Unisa sudah beberapa kali bertugas dalam demonstrasi, sehingga mereka memahami pola penugasan anggota serta apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan. Ia menilai pengalaman sebelumnya membantu tim bekerja lebih efektif di tengah dinamika aksi. [ ]
Dok foto: Unisa Bandung