BISNISTIME, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara aktif meningkatkan jumlah wirausaha baru di sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Sebagai campaign manager Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tahun 2024 untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Kemenperin meluncurkan berbagai program pelatihan untuk mengembangkan populasi wirausaha baru IKM di provinsi tersebut. Fokus utama mereka adalah para perajin tenun dan pengolah gula kelapa, baik yang baru merintis usaha maupun yang sudah beroperasi, untuk membantu mereka naik kelas.
Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah Pendampingan Teknis untuk Wirausaha Baru (WUB) IKM Olahan Kelapa di Lombok Timur dan Pendampingan Teknis Produksi serta Pewarnaan Alam untuk WUB IKM Tenun di Lombok Tengah. Masing-masing program ini diikuti oleh 15 IKM dari tiap komoditas dan merupakan hasil kolaborasi antara Ditjen IKMA Kemenperin, Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi NTB, serta Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait.
“Kain tenun adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang juga menjadi ikon Lombok Tengah. Selain tenun, NTB memiliki potensi besar dalam komoditas kelapa, mengingat provinsi ini adalah salah satu penghasil kelapa utama,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, di Jakarta pada Selasa (2/7).
Pada 29 Juni 2024, Reni menutup kegiatan Pendampingan Teknis WUB IKM di Mataram, NTB. Ia menyatakan bahwa wilayah produksi kelapa paling potensial di NTB berada di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur. “Data dari Dinas Pertanian Provinsi NTB menunjukkan bahwa luas panen kelapa di Lombok Timur mencapai 9.060 hektar. Produksi kelapa yang tinggi ini menjadikan kelapa sebagai komoditas potensial untuk ekspor dan sumber devisa, serta layak menjadi salah satu sumber ekonomi nasional,” ungkapnya.
Kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi, seperti minyak goreng kelapa dan Virgin Coconut Oil (VCO). Untuk meningkatkan nilai tambah, Kemenperin mendorong pengembangan produk kelapa melalui pemberdayaan kelompok IKM di Lombok Timur. Minyak goreng kelapa menjadi alternatif di tengah tingginya harga minyak sawit, dengan aroma dan rasa yang khas serta lebih bening.
Selain pendampingan, para peserta yang mayoritas perempuan juga difasilitasi dengan mesin dan peralatan produksi olahan kelapa dan tenun. Bantuan peralatan ini diberikan kepada satu kelompok di Lombok Tengah berupa satu set alat tenun gedogan dan tiga kelompok di Lombok Timur berupa satu set mesin pembuat minyak goreng kelapa.
Dirjen IKMA menegaskan bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus berupaya menjaga dan meningkatkan keberlangsungan usaha pelaku IKM. “IKM memiliki peran penting dalam memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam menciptakan lapangan kerja hingga ke pelosok daerah. Oleh karena itu, kami terus meluncurkan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan jumlah wirausaha baru IKM, baik yang baru merintis maupun yang sudah berjalan, agar bisa naik kelas,” ujar Reni.
Kolaborasi Kemenperin dengan Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia menunjukkan komitmen dalam memperjuangkan pemberdayaan perempuan melalui kerja sama dengan para pelaku pembangunan untuk mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini. Kami berharap pembinaan IKM tenun dan olahan kelapa tidak berhenti di sini, tetapi terus berlanjut sehingga IKM dapat terus bersaing,” tutup Reni.