BISNISTIME, Yogyakarta – Setelah sukses menggelar sarasehan pariwisata pada beberapa hari yang lalu, Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Yogyakarta kini berencana meluncurkan inisiatif baru bertajuk “Digitalisasi Budaya Yogyakarta”. Langkah ini bertujuan untuk memajukan industri pariwisata dan mendigitalisasi warisan budaya Jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah melalui kolaborasi yang erat antara sektor industri dan pendidikan.
GKR Bendoro, Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY dan narasumber utama dalam Sarasehan Pariwisata di Wisma BSI Yogyakarta, menekankan pentingnya sinergi antara industri dan pendidikan dalam mengembangkan potensi pariwisata DIY.
Terinspirasi oleh semangat kolaborasi ini, Universitas BSI berencana untuk memperluas upayanya dengan meluncurkan kegiatan digitalisasi budaya Jawa, khususnya di Yogyakarta. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka peluang karier yang lebih luas bagi generasi muda.
Naba Aji Notoseputro, Co-Founder Yayasan Bina Sarana Informatika yang menaungi Universitas BSI, mengumumkan bahwa kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada peringatan Sumpah Pemuda di bulan Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai aspek budaya Yogyakarta seperti batik, wayang, dan tari-tarian kepada masyarakat lokal maupun internasional.
“Dengan digitalisasi budaya Jawa, kami berharap dapat mengungkap kekayaan budaya dan kearifan lokal yang belum terdokumentasi dengan baik kepada masyarakat luas. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan budaya yang luar biasa ini,” ujar Naba Aji dalam keterangan tertulis pada Senin (8/7).
Rencana ini menegaskan komitmen Universitas BSI dalam mendukung pengembangan pariwisata DIY melalui pendekatan inovatif yang menggabungkan teknologi dengan kearifan lokal. Selain itu, inisiatif ini juga diharapkan dapat membuka peluang karier yang luas bagi mahasiswa dan pelajar yang berkecimpung di dunia pariwisata.
