BISNISTIME.COM, BIMA – Tim gabungan kembali menemukan satu korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dengan tambahan ini, total korban jiwa mencapai tiga orang, sementara lima lainnya masih dinyatakan hilang berdasarkan data per Senin (3/2) pukul 20.00 WITA.
Operasi pencarian dan penyelamatan terus menjadi prioritas dalam penanganan darurat. Tim SAR gabungan yang terdiri dari TRC BPBD Kabupaten Bima, BPBD Provinsi NTB, TNI-Polri, Basarnas, serta relawan memperluas area pencarian, mencakup pemukiman warga hingga pesisir pantai.
Sebagai langkah percepatan penanganan, pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari, mulai 4 hingga 17 Februari 2025. Distribusi logistik juga telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, termasuk pangan dan layanan kesehatan.

Berdasarkan kaji cepat sementara, banjir bandang ini menyebabkan kerusakan pada lima jembatan, dua fasilitas pendidikan, serta satu pasar. Selain itu, sebanyak 275 rumah terdampak, dengan total 305 kepala keluarga (KK) atau 860 jiwa terkena dampaknya. Dari jumlah tersebut, 23 KK atau 60 jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Nusa Tenggara Barat masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat hingga 6 Februari. Menyikapi hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi Tim SAR yang masih bertugas agar mengutamakan keselamatan.
BNPB juga mengingatkan warga yang tinggal di dekat lereng tebing dan bantaran sungai agar rutin memantau kondisi lingkungan, termasuk tanah di sekitar rumah dan debit air sungai. Jika hujan deras terjadi terus-menerus selama lebih dari dua jam, warga disarankan untuk segera melakukan evakuasi mandiri guna menghindari risiko bencana susulan.