Home > Nasional

Ketua Umum Baru Hidayatullah Ajak Kader Hidupkan Warisan Para Perintis

Kita mungkin tidak lagi bersama para pendiri, tetapi kita masih bersama para perintis. Mereka inilah saksi hidup sejarah awal Hidayatullah, dan kita wajib terus mendoakan serta melanjutkan perjuangan mereka

JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, KH Naspi Arsyad, menyampaikan pesan mendalam dalam pidato perdananya usai diamanahkan sebagai nahkoda baru periode 2025–2030.

Di hadapan peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke-6 Hidayatullah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (22/10/2025), KH Naspi mengingatkan pentingnya meneladani semangat para perintis dan melanjutkan misi dakwah dengan menghadirkan kenikmatan berislam di tengah umat.

“Kita mungkin tidak lagi bersama para pendiri, tetapi kita masih bersama para perintis. Mereka inilah saksi hidup sejarah awal Hidayatullah, dan kita wajib terus mendoakan serta melanjutkan perjuangan mereka,” ujar KH Naspi dalam sambutannya, Kamis (23/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, alumnus Universitas Islam Madinah ini memperkenalkan beberapa santri awal Hidayatullah yang hadir di arena Munas, di antaranya Ust. H. Sarbini Nasir, Ust. H. Manandring Abdul Ghani, Ust. H. Amin Mahmud, dan Ustadz Yusuf Suraji.

KH Naspi menegaskan, semangat perjuangan Hidayatullah tidak dapat dilepaskan dari karya besar para perintis dan pendiri yang telah mengabdikan hidup mereka untuk dakwah dan pendidikan umat.

“Hidayatullah yang kita pijak hari ini tidak lepas dari tangan-tangan para perintis itu. Maka jangan biarkan lisan kita kering dari doa untuk mereka,” ungkapnya.

Naspi kemudian mengisahkan pesan yang kerap disampaikan pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said, kepada para santri awal yang kala itu diberi amanah merintis cabang di berbagai daerah. Ketika mereka mengaku belum menguasai bahasa Arab atau kitab kuning, KH Abdullah Said memberikan nasihat yang menjadi tonggak dasar dakwah Hidayatullah hingga kini.

“Apakah kalian shalat berjamaah? Apakah kalian tahajud? Apakah kalian membaca Al-Qur’an? Kalau kalian menikmatinya, maka sampaikan itu saja. Karena umat belum menikmati shalat berjamaahnya, belum menikmati tahajudnya, belum menikmati membaca Qurannya. Sampaikan itu saja,” ujar Naspi mengisahkan ulang pesan pendiri Hidayatullah tersebut.

Pesan itu, kata KH Naspi, menjadi ruh dakwah Hidayatullah: mengantarkan umat Islam untuk menikmati ajaran agamanya sendiri dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan. Ia menekankan bahwa dakwah bukan hanya mengajarkan, tetapi juga menghidupkan rasa nikmat dan bangga dalam berislam.

KH Naspi menjelaskan bahwa secara eksternal, tugas besar Hidayatullah adalah mengajak umat untuk mengetahui, meyakini, dan menikmati ajaran Islam dengan rasa syukur. Menurutnya, dakwah tidak boleh berhenti pada tataran seruan moral, melainkan harus menghadirkan pengalaman spiritual yang menggembirakan bagi umat.

“Jangan sampai dakwah kita gagal menghadirkan kenikmatan itu. Karena menikmati Islam adalah bagian dari jalan menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Sementara secara internal, DPP Hidayatullah memikul tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh kader, guru, dan para ustadz tetap istiqamah, tersenyum, dan bersemangat dalam melanjutkan perjuangan dakwah dan pendidikan.

“Kami punya tanggung jawab menjaga senyuman para ustaz kita, guru-guru kita, agar mereka bahagia menyaksikan karya besarnya diteruskan oleh generasi muda,” tambah KH Naspi.

Dalam penutup sambutannya, KH Naspi Naspi menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Dr. HM. Jusuf Kalla yang disebutnya sebagai sahabat Hidayatullah dan figur yang selalu hadir memberikan dukungan moral bagi gerakan dakwah dan pendidikan Islam. “Kehadiran beliau seperti jamak takhir, datang kemudian tapi langsung menyatu,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan peserta.

KH Naspi juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Rais Am Hidayatullah, Majelis Syura, Dewan Pertimbangan, Dewan Muzakarah, dan Dewan Murabbi Pusat kepada kepengurusan baru DPP Hidayatullah. Ia menutup pidatonya dengan doa agar kepemimpinan periode 2025–2030 diberi kekuatan dan keberkahan dalam menjalankan amanah besar organisasi.

“Mudah-mudahan Allah memberi ma’unah dan perlindungan kepada kami dalam menunaikan amanah ini,” tutup KH Naspi. [ ]

Dok foto: Hidayatullah

× Image