Home > Ekbis

Kemenperin Fokus Siapkan SDM Unggul dan Terampil

Dorong Industri Petrokimia

BISNISTIME.COM, Jakarta – Industri petrokimia menjadi tulang punggung berbagai sektor manufaktur di Indonesia. Menyadari pentingnya peran strategis ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan pembangunan industri petrokimia nasional, terutama melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap kerja.

“Industri petrokimia merupakan mother of industry, karena menopang banyak sektor lain seperti plastik, tekstil, farmasi, hingga bahan pembersih. Dengan memperkuat industri ini, kita memperdalam struktur manufaktur nasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (14/5).

Salah satu strategi utama Kemenperin adalah memperkuat sektor hulu petrokimia melalui pembangunan kilang minyak (refinery) guna mengoptimalkan produksi nafta, bahan baku penting dalam industri petrokimia. Langkah ini sejalan dengan agenda substitusi impor, serta diharapkan mampu menarik investasi dan membuka lapangan kerja baru.

“Refinery adalah game changer. Ini akan mempercepat hilirisasi dan menjadi penggerak pertumbuhan industri petrokimia nasional,” tambah Agus.

Vokasi Petrokimia: Link and Match Dunia Industri

Dalam mendukung percepatan sektor ini, Kemenperin melalui Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) terus memperkuat pendidikan vokasi, salah satunya lewat Politeknik Industri Petrokimia Banten. Institusi ini kembali menjalin kerja sama dengan Chandra Asri Group, perusahaan petrokimia terkemuka di Indonesia.

Kerja sama ini mencakup penyusunan kurikulum berbasis industri, penyediaan alat praktikum, program magang, hingga kehadiran praktisi industri sebagai pengajar. “Kami terus membuka kolaborasi antara unit pendidikan vokasi dan dunia industri, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk menghasilkan SDM yang kompetitif,” jelas Masrokhan, Kepala BPSDMI.

Direktur Legal & External Affairs Chandra Asri, Edi Rivai, menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kontribusi nyata perusahaan dalam penyediaan tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri. “Kami berharap lulusan dari politeknik ini bisa langsung terjun dan berkontribusi di sektor petrokimia, khususnya di wilayah operasional kami seperti Cilegon,” ujarnya.

Direktur Politeknik Industri Petrokimia Banten, Supardi, menegaskan pentingnya sinergi dengan industri dalam mencetak lulusan siap pakai. “Dengan kurikulum yang dirancang bersama industri, kami pastikan lulusan kami memiliki keterampilan yang dibutuhkan pasar,” tuturnya.

Sejak berdiri pada 2022, Politeknik ini telah mendidik 451 mahasiswa, dan tahun ini akan meluluskan angkatan pertama sebanyak 124 orang. Sebanyak 33% langsung direkrut oleh Chandra Asri Group, dan sisanya telah terserap oleh berbagai perusahaan petrokimia lainnya.

Animo Tinggi Calon Mahasiswa

Antusiasme calon mahasiswa juga meningkat pesat. Pada jalur penerimaan JARVIS 2025, politeknik ini mencatat 7.139 pendaftar, dan terdapat permintaan khusus dari industri mitra terhadap 144 calon mahasiswa dengan skema ikatan kerja sejak awal kuliah.

Saat ini, Kemenperin masih membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui JARVIS Bersama yang mencakup 11 politeknik industri, 9 SMK, dan 2 akademi komunitas, termasuk Politeknik Industri Petrokimia Banten. Pendaftaran dibuka sejak 22 April dan akan ditutup 31 Mei 2025 melalui laman resmi: jarvis.kemenperin.go.id.

× Image