BISNISTIME.COM, Jakarta – Industri manufaktur Indonesia tetap solid selama libur panjang Lebaran, menunjukkan fase ekspansi yang berkelanjutan selama 32 bulan berturut-turut. Laporan terbaru dari S&P Global menegaskan bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2024 mencapai angka 52,9.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pertumbuhan industri manufaktur terus menunjukkan keadaan yang sehat dan kokoh. Meskipun bulan sebelumnya mengalami libur nasional selama 10 hari, kegiatan industri tetap berlangsung aktif.
PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 berhasil melampaui PMI Manufaktur ASEAN dan mengungguli beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, dan Jepang yang masih mengalami kontraksi.
Kondisi ekspansi ini juga sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 yang mencapai angka 52,3. Subsektor yang paling optimis adalah industri kertas dan barang kertas, industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri makanan.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan komitmen pemerintah dalam mendorong industri yang berdaya saing, melalui berbagai program strategis seperti substitusi impor dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk memperluas manfaat dari kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) kepada seluruh sektor industri.
Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, menyatakan bahwa April merupakan bulan yang positif bagi perekonomian manufaktur Indonesia, dengan peningkatan output dan permintaan baru yang signifikan.
Keberhasilan industri manufaktur Indonesia dalam menjaga stabilitas dan ekspansi selama libur panjang Lebaran menunjukkan ketahanan sektor tersebut dalam menghadapi dinamika eksternal yang cukup berat.