BISNISTIME.COM, Manado – Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik untuk proyek smelter feronikel di Halmahera Timur, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Antam menghadapi tantangan yang menghambat jalannya produksi.
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Hermanto, menyoroti perlunya kerja sama antar-BUMN, khususnya dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), dalam mengatasi masalah ini.
Hermanto menekankan bahwa sinergi yang kuat antara PLN dan Antam dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi kendala suplai listrik yang menjadi hambatan utama dalam operasional smelter di Halmahera Timur.
Dalam pertemuan dengan PT Antam di Manado, Hermanto menyampaikan harapannya agar PLN dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan produksi smelter feronikel dapat berjalan lancar di Halmahera Timur.
Menurut Hermanto, kolaborasi antara Antam dan PLN, sebagai penyedia listrik terkemuka di Indonesia, merupakan langkah yang strategis dalam mengatasi tantangan ini.
Politisi tersebut juga menyoroti pentingnya ketersediaan listrik sebagai tahap awal dalam pembangunan industri smelter. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa meskipun infrastruktur telah dibangun dengan baik, sumber energi listrik belum tersedia sepenuhnya, sehingga produksi smelter terhambat.
Hermanto menggarisbawahi bahwa pasokan listrik merupakan hal yang sangat vital, terutama untuk operasional smelter yang membutuhkan konsumsi energi yang besar. Oleh karena itu, ia mempertanyakan mengapa masalah listrik tidak diprioritaskan sebelumnya dan baru muncul setelah infrastruktur lainnya sudah rampung.
Beliau berharap agar pertemuan ini akan menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi kendala ini dan memastikan kelancaran produksi smelter di Halmahera Timur.
Dengan demikian, kerja sama yang erat antara BUMN dan PLN diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi operasional smelter feronikel di Halmahera Timur, sehingga dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.