BISNISTIME.COM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengambil peran utama dalam International Energy Agency (IEA) Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions di Paris, Perancis. Dalam sesi pembukaan yang bertema Responding to Shifting Labour Dynamics, Arifin membahas tantangan yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai produsen batubara, terkait peluang pekerjaan baru dalam transisi menuju energi bersih.
Dalam pidatonya, Arifin menyoroti kebutuhan energi yang besar di Indonesia, mengingat konsumsi energi per kapita yang masih rendah, hanya mencapai 5,8 BOE per orang dibandingkan dengan negara maju yang rata-rata mencapai 17 BOE per kapita.
Meskipun energi fosil masih mendominasi bauran energi Indonesia dengan 87% pada tahun 2023, ketergantungan ini menghadapi tantangan dengan komitmen banyak negara untuk mengurangi penggunaan batubara. Hal ini menghadirkan kebutuhan untuk menciptakan peluang pekerjaan baru bagi lebih dari 267 ribu pekerja tambang batubara dan sekitar 32 ribu pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai program untuk memastikan terciptanya peluang kerja berkualitas selama transisi ke energi baru terbarukan. Salah satunya adalah pemanfaatan lahan bekas tambang untuk kegiatan seperti perkebunan biomassa dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya.
Selain itu, pemerintah juga menggalakkan penanaman mangrove di sekitar PLTU untuk menyerap karbon, sementara implementasi pasar karbon diharapkan dapat memberikan manfaat finansial kepada masyarakat sambil mengurangi emisi karbon.
Langkah lainnya termasuk distribusi sertifikat tanah kepada masyarakat lokal dan penyediaan pendidikan serta pelatihan teknologi energi baru terbarukan bagi pekerja PLTU. Pemerintah juga mendorong perusahaan tambang untuk melaksanakan program pengembangan masyarakat, seperti pendidikan, pelatihan kewirausahaan, dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung ekonomi masyarakat setempat.