BISNISTIME.COM, Cepu – Dorongan transisi energi menuju pola yang lebih bersih dan berkelanjutan terus menjadi fokus bagi Pemerintah Indonesia. Salah satu strategi yang digalakkan adalah promosi dan pendukungan terhadap penggunaan kendaraan listrik. Dalam konteks ini, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) menggelar acara One Day with Experts yang menampilkan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, sebagai pembicara utama.
Dalam penyampaian materinya, Dadan Kusdiana menyoroti perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengarah kepada penggunaan energi listrik. Hal ini tercermin dari peningkatan permintaan akan motor listrik, penggunaan peralatan rumah tangga yang bertenaga listrik, serta adopsi energi listrik dalam sektor industri. Menurut Dadan, pengembangan infrastruktur energi terbarukan menjadi krusial dalam mendukung transisi energi ini.
“Dalam konteks ini, mari kita lihat apakah ada fasilitas seperti bengkel atau laboratorium di sini. Kami ingin mendorong konversi dari motor konvensional menjadi motor listrik,” paparnya kepada mahasiswa dan dosen di PEM Akamigas, Cepu, Blora, pada hari Sabtu, 27 April.
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa motor listrik memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan motor berbahan bakar fosil. Salah satu kelebihannya adalah efisiensi dalam penggunaan energi dan dampak lingkungan yang minim karena tidak menghasilkan emisi gas buang. Selain itu, biaya operasional dan perawatan motor listrik juga lebih ekonomis.
“Penggunaan motor listrik dapat mengurangi emisi hingga 60% lebih rendah dibandingkan motor bensin. Ini menunjukkan bahwa motor listrik memiliki potensi besar dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim,” ungkapnya.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mengkonversi sebanyak 150.000 unit motor roda dua menjadi motor listrik pada tahun 2024. Program ini difokuskan untuk masyarakat umum, dengan memberikan subsidi sebesar Rp10 juta per unit motor yang berhasil dikonversi, yang langsung diberikan kepada bengkel konversi yang ditunjuk oleh pemerintah.
Meskipun demikian, Dadan juga mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan dalam implementasi kendaraan listrik di Indonesia, termasuk keterbatasan infrastruktur pengisian daya dan harga yang masih tinggi. Namun, pemerintah berkomitmen untuk mengatasi tantangan tersebut dengan memperluas infrastruktur pengisian daya dan memberikan insentif untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik.