Beranda » Napak Tilas Jalur KA Bersejarah Yogyakarta-Magelang, Menyusuri Kisah Rel yang Terlupakan

Napak Tilas Jalur KA Bersejarah Yogyakarta-Magelang, Menyusuri Kisah Rel yang Terlupakan

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali sejarah perkeretaapian di wilayah Daop 6 Yogyakarta

by Iman Sahid
Napak Tilas

BISNISTIME.COM, YOYAKARTA – – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan istimewa yang menggabungkan pelestarian sejarah dan apresiasi terhadap insan pers. Pada Sabtu (21/12/2024), KAI Daop 6 berkolaborasi dengan Indonesia Railways Preservation Society (IRPS) mengadakan Napak Tilas Jalur Kereta Api Non-Aktif Yogyakarta-Magelang, yang dirangkai dengan pengumuman pemenang Kompetisi Jurnalistik.

Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menjelaskan latar belakang kegiatan ini. “Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali sejarah perkeretaapian di wilayah tersebut. Daop 6 Yogyakarta mengajak media untuk turut serta dalam kegiatan ini sebagai mitra dalam menyebarluaskan informasi sejarah dan pentingnya pelestarian jalur kereta api bersejarah,” ujarnya.

Dikemas dalam format mini touring, peserta yang terdiri dari awak media dan anggota IRPS mengunjungi beberapa lokasi bersejarah. Perjalanan dimulai dengan mengunjungi bekas Stasiun Tempel, yang memiliki kisah panjang sejak pendiriannya pada 1895 hingga penutupannya pada 1976. Stasiun yang kini beralih fungsi menjadi tempat penitipan anak ini masih menyimpan berbagai artefak bersejarah, termasuk sisa palang perlintasan, menara air, bekas gudang, dan tuas sinyal.

Rute napak tilas berlanjut ke Jembatan KA Kali Krasak, sebuah infrastruktur vital yang pernah dua kali menjadi korban keganasan lahar dingin Gunung Merapi. Jembatan yang menghubungkan Jawa Tengah dan DIY ini menjadi saksi bisu dahsyatnya bencana alam yang turut andil dalam penghentian operasional jalur kereta api Yogyakarta-Magelang.

Perjalanan dilanjutkan menuju Jembatan KA Kali Pabelan, yang merupakan jembatan pengganti setelah struktur sebelumnya hancur akibat lahar dingin. Titik akhir napak tilas adalah bekas Stasiun Magelang Kota, yang dulunya menjadi gerbang utama transportasi kereta api di Kota Magelang.

Napak tlias

Peserta Napak Tilas berfoto bersama ( foto: dok.daop 6 yogyakarta)

Sepanjang perjalanan, peserta melewati sejumlah lokasi bersejarah lainnya, termasuk bekas Stasiun Kutu, eks Halte Mlati yang kini menjadi Poslantas Sendangadi, bekas Stasiun Beran yang beralih fungsi menjadi Koramil 0732/05 Sleman, dan bekas Stasiun Muntilan yang sekarang menjadi Terminal Muntilan.

Momentum napak tilas ini juga dimanfaatkan untuk mengumumkan pemenang Kompetisi Jurnalistik yang telah berlangsung sejak 30 November 2024. Kompetisi yang mengangkat tema “Layanan Kereta Api yang Berkelanjutan dan Selamat untuk Transportasi Indonesia” ini terbagi dalam empat kategori: Karya Tulis Jurnalistik, Karya Foto Jurnalistik, Video Jurnalistik Televisi, dan Karya Jurnalistik Radio.

Berikut adalah daftar pemenang Kompetisi Jurnalistik Daop 6 Yogyakarta:

  1. 5 Karya Terbaik Kategori Karya Tulis Jurnalistik (Cetak/Online):

– Amin Kuntari – harianmerapi.com

– Putradi Pamungkas – Tribun Solo

– Pribadi Wicaksono – tempo.co

– Anisatul Umah – Harian Jogja

– Mela Arnani – kompas.com

  1. 5 Karya Terbaik Kategori Karya Foto Jurnalistik

– Guntur Aga Tirtana – Jawa Pos Radar Jogja

– Muhammad Ihsan Mulya Pratama – Radar Solo

– Andreas Fitri Atmoko – Antara Foto

– Christi Mahatma Wardhani – Tribun Jogja

– Muhammad Nursina Rasyidin – Tribunnews Solo

  1. 5 Karya Terbaik Kategori Video Jurnalistik Televisi

– Nasrul Nasikh – SCTV Indosiar

– Putut Anom Karangjati – Metro TV

– Heru Trijoko M – RCTI MNC Group

– Bagas Nour Dwiyanto – RBTV

– Viecintia Rina Pratomo – Jogja TV

  1. 5 Karya Terbaik Kategori Karya Jurnalistik Radio

– Rosihan Anwar – RRI Yogyakarta

– Tumijan (nama siar: Izan Raharjo) – Elshinta

– Frista Zeuny Prihartanti – Radio Retjo Buntung

– Salmun Alexander (Adhe) – Radio Sonora FM Yogya

Rekomendasi Untuk Anda