Beranda » Lestarikan Budaya Tenun, 50 Penenun Sumba Timur Peroleh Pembinaan

Lestarikan Budaya Tenun, 50 Penenun Sumba Timur Peroleh Pembinaan

Pembinaan ini dapat menggairahkan komunitas penenun di Sumba Timur kembali memproduksi wastra warna alam

by Hiru Muhammad
penenun

BISNISTIME.COM, SUMBA TIMUR–Puluhan penenun dari Kelurahan Kawangu, Kelurahan Watumbaka, Desa Kambatatana, Desa Persiapan Praiklimbatu, dan Desa Persiapan Wukukalara di Nusa tenggara Timur (NTT) boleh berbahagia. Mereka akan mengikuti pembinaan yang dijadwalkan berlangsung selama 6 bulan ke depan. Pembinaan terhadap para penenun telah dimulai dengan fase persiapan dan perencanaan teknis pada pertengahan April.

Pembinaan yang dilakukan BCA melalui Bakti BCA dan Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) yang bertujuan mengembalikan tradisi wastra warna alam di Sumba Timur. Pembinaan ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pelestarian budaya sekaligus pengembangan ecofashion wastra warna alam di bumi Sumba Timur.

“Melalui program pembinaan ini, kami berharap dapat memacu gairah komunitas penenun di Sumba Timur untuk kembali memproduksi wastra warna alam, ” kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam keterangan resminya, Rabu (8/5).

Meski kain tenun bukan produk kerajinan yang asing bagi masyarakat Sumba Timur. Namun, penggunaan warna alam dalam proses penciptaannya kian luntur seiring waktu berjalan. Selain produksinya yang panjang, pewarna alam dianggap lebih sulit pembuatannya ketimbang pewarna sintetis. Keadaan itulah yang menyebabkan rendahnya pamor warna alam di kalangan pengrajin tenun.

Salah satu peserta pembinaan wastra warna alam di Sumba Timur yang antusias mengikuti kegiatan ini adalah Padu Ata Ndima. Wanita dari Desa Kambatatana ini senang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan BCA dan WARLAMI karena memperoleh ilmu baru mengenai warna alam untuk wastra.

“Kami mendapatkan ilmu baru mengenai pewarna alam. Memang, kami sudah biasa dengan pewarna alam. Akan tetapi, kami bisa mendapatkan wawasan warna alam yang berbeda dari pelatihan bersama BCA ini. Ke depannya, kami berharap BCA dapat membantu memasarkan kain-kain tenun kami,” katanya.

Researchandmarket.com (2019) menghitung nilai pasar pewarna alam dunia dapat mencapai US$5 miliar pada 2024 dengan pertumbuhan per tahun sekitar 11% sepanjang 2018-2024. Tren pasar yang semakin memperhitungkan dampak lingkungan dalam proses produksi menjadi pendorong utama popularitas pewarna alam.

“Alam di Sumba Timur sejatinya memiliki potensi besar untuk budi daya bahan pewarna alam yang dapat menopang keberlangsungan tradisi tenun warna alam,” ujar Ketua WARLAMI Myra Widiono.

Pelatihan yang diselenggarakan Bakti BCA dan WARLAMI merupakan salah satu wujud komitmen perseroan memberi dampak positif bagi masyarakat. BCA percaya bahwa pemberdayaan komunitas secara optimal akan berdampak positif pada kelestarian ekosistem. Hal tersebut akan menciptakan siklus yang saling berpengaruh untuk menciptakan kehidupan lebih baik lagi.

dok foto: BCA

Rekomendasi Untuk Anda