BISNISTIME.COM, Pemanfaatan bonus demografi menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong pembangunan ekonomi Indonesia, terutama di sektor industri manufaktur. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi tulang punggung dalam meningkatkan daya saing industri nasional. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa bonus demografi harus dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia.
“Bonus demografi yang kita nikmati saat ini harus dimaksimalkan untuk menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional dan pengembangan inovasi, yang akan meningkatkan daya saing sektor manufaktur,” jelas Agus Gumiwang dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (23/9).
Dalam rangka mendukung tujuan tersebut, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menjalankan program Diklat 3 in 1. Program ini bertujuan untuk mencetak SDM yang kompeten dan siap terjun ke dunia kerja. Diklat ini diselenggarakan di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia melalui program-program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” ungkap Kepala BPSDMI, Masrokhan.
Salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh BDI Jakarta adalah Diklat 3in1 untuk Operator Sewing dan Perawatan Berkala Sepeda Motor. Baru-baru ini, Masrokhan secara resmi membuka pelatihan tersebut di BDI Jakarta, dengan 70 peserta mengikuti Diklat Operator Sewing selama 12 hari, dan 30 peserta mengikuti Diklat Perawatan Berkala Sepeda Motor selama 14 hari. Peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Bogor, Pangandaran, dan Depok.
Menurut Masrokhan, generasi muda, khususnya Gen Z, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam dunia industri. Namun, potensi tersebut perlu diarahkan dan dikembangkan melalui pelatihan yang tepat. “Generasi Z memiliki potensi yang luar biasa, tetapi harus dibekali dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” ujarnya.
Dalam proses pembelajaran Diklat 3in1, Kepala Pusdiklat SDM Industri Kemenperin, Saiful Bahri, menjelaskan bahwa terdapat tiga metode yang digunakan, yaitu pengajaran teori, praktik langsung, serta uji kompetensi dan sertifikasi profesi. Pengajaran teori berfokus pada penguatan pengetahuan dan sikap profesional, sedangkan praktik dilakukan sesuai dengan standar industri garmen dan perbengkelan. Selanjutnya, peserta juga harus melalui tahap uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi profesi yang diakui.
Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta akan ditempatkan di berbagai industri yang telah bekerja sama dengan BDI Jakarta. Saiful juga menyampaikan pesan kepada peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. “Manfaatkan waktu pelatihan ini untuk menjadi peserta yang aktif, kreatif, dan disiplin. Serap semua ilmu yang diberikan oleh para instruktur,” tambahnya.
Program pelatihan yang diadakan oleh Kemenperin terus menghasilkan ribuan SDM terampil setiap tahunnya. Pada tahun 2023, BPSDMI telah menyelenggarakan sebanyak 666 pelatihan yang melibatkan 32.714 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Angka ini meningkat 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 25.709 peserta, menandakan semakin besarnya minat generasi muda dalam mengembangkan keterampilan industri.
Melalui program-program seperti Diklat 3in1, Kementerian Perindustrian berharap dapat membentuk SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional, serta mendukung kemajuan industri manufaktur Indonesia di masa depan.