BISNISTIME.COM, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang, sebuah ambisi besar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa sumber daya alam yang melimpah, pertumbuhan sektor manufaktur, dan inovasi teknologi akan menjadi motor utama untuk mencapai target tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja Proyek Strategis Nasional di Jakarta, Senin (2/12).
Sebagai langkah konkret, pemerintah fokus pada hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Hilirisasi ini memerlukan dukungan investasi besar, daya saing yang kuat, serta pengelolaan kawasan industri yang optimal. Agus menyebut kawasan industri sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi, mengingat pentingnya peran mereka dalam memperkuat sektor manufaktur.
Saat ini, Indonesia memiliki 165 kawasan industri dengan total luas lahan 94.054 hektare. Sebanyak 59,76 persen lahan sudah terisi untuk infrastruktur dan tenan, sementara 40 persen sisanya siap menampung investasi baru. Dalam kerangka Proyek Strategis Nasional (PSN), pemerintah telah mengoperasikan 30 kawasan industri di luar Pulau Jawa, mendukung pemerataan pembangunan.
Komitmen investasi di sektor ini mencapai Rp2.785 triliun, yang akan direalisasikan secara bertahap. Hingga akhir 2024, nilai investasi diproyeksikan menyentuh Rp68 triliun, dengan target jangka menengah mencapai Rp481 triliun pada 2029.
Seiring kemajuan tersebut, kawasan industri di Indonesia diarahkan menjadi kawasan ramah lingkungan. Hal ini melibatkan pengelolaan yang seimbang antara ekonomi, sosial, dan lingkungan, termasuk upaya dekarbonisasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Strategi ini sejalan dengan target Indonesia mencapai net zero emission sebelum 2060.
Namun, tantangan seperti persoalan lahan, infrastruktur, energi, dan sumber daya manusia masih menjadi penghambat. Agus menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk menyelesaikan hambatan ini.
Eko S. A. Cahyanto, Plt Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin, menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pengelola kawasan industri sangat penting. Ia berharap kerja sama ini dapat mempercepat pengembangan kawasan industri, menjadikannya pusat pertumbuhan sektor manufaktur yang berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional.
Dengan strategi yang kuat dan dukungan semua pihak, kawasan industri diyakini mampu menjadi fondasi kokoh untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.