BISNISTIME.COM, Kementerian Perindustrian terus mendukung pengembangan industri alat kesehatan agar semakin kompetitif di pasar global. Industri ini menjadi salah satu sektor prioritas dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) dan strategi Making Indonesia 4.0.
Saat ini, industri alat kesehatan Indonesia didukung oleh 209 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI). Mereka berhasil menghasilkan produk berkualitas dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang signifikan, seperti ventilator (58 persen TKDN), hospital furniture (68 persen TKDN), dan medical apparel (92 persen TKDN).
Dalam upaya memperluas pasar ekspor, Kementerian Perindustrian bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turki, mengadakan Business Forum on Enhancing the Collaboration of Indonesia – Turkey Medical Device Industry di Istanbul. Forum ini bertujuan untuk menjalin kerja sama investasi antara industri alat kesehatan Indonesia dan Turki.
Pada forum tersebut, dua Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani. Pertama, antara PT Haloni Jane Tbk dan ERK Medikal Saglik Hizmetleri, untuk kerjasama distribusi produk Latex Gloves senilai USD 9 juta. Kedua, antara PT Atra Widiya Agung dan Uzman Sterilization System, untuk kerjasama distribusi container system dan pabrikasi di Indonesia senilai USD 1,5 juta.
Staf Khusus Menteri Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, menyatakan bahwa sektor industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) tumbuh pesat mencapai 12,09 persen. Ini mencerminkan kondisi investasi yang baik di Indonesia.
Dorongan untuk kerja sama yang saling menguntungkan antara industri alkes Indonesia dan Turki terus diperkuat. Langkah-langkah ini melibatkan bidang distribusi, penelitian & pengembangan, serta investasi.
Kegiatan pameran dan forum bisnis di EXPOMED EUROSIA 2024 merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, KBRI Ankara, KJRI Istanbul, ASPAKI, dan GAKESLAB. Kesembilan perusahaan alat kesehatan Indonesia serta dua asosiasi industri terlibat aktif dalam acara ini.
Selama pameran, Pavilion Indonesia menjadi sorotan bagi berbagai calon pembeli dari berbagai negara. Potensi transaksi yang teridentifikasi mencapai USD 13,86 juta atau sekitar Rp 230 miliar. Ini menunjukkan komitmen dan potensi industri alat kesehatan Indonesia dalam pasar global.