Beranda » HealthConnect: Koneksikan Industri Alkes dan Pengguna

HealthConnect: Koneksikan Industri Alkes dan Pengguna

by Rahmat Ruskha
HealthConnect: Koneksikan Industri Alkes dan Pengguna

BISNISTIME.COM, Industri alat kesehatan (Industri Alkes)menjadi salah satu sektor prioritas dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), dengan target pengembangan hingga 10 jenis kelompok produk pada tahun 2035. Selain itu, sektor ini masuk dalam kategori industri berteknologi menengah tinggi yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Menurut Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Putu Juli Ardika, perkembangan industri alat kesehatan dalam negeri terus memperlihatkan tren positif. “Data dari OSS menunjukkan jumlah industri alat kesehatan terus bertambah setiap tahunnya. Hingga Juni 2024, terdapat 1.199 industri manufaktur alat kesehatan terdaftar di Indonesia,” ungkapnya pada acara HealthConnect: Forum Koordinasi dan Business Matching Sektor Alat Kesehatan 2024 di Jakarta, Rabu (21/8).

Putu menambahkan bahwa peningkatan industri alat kesehatan menunjukkan tingginya kebutuhan layanan kesehatan berkualitas di Tanah Air. Hal ini juga tercermin dari peningkatan penggunaan produk Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD), yang naik dari 12% pada tahun 2019 menjadi 48% pada tahun 2024.

Untuk memperkuat sinergi antara pemangku kepentingan di sektor alat kesehatan, Kementerian Perindustrian menggelar acara HealthConnect 2024 yang berlangsung pada 21-22 Agustus 2024 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta. Acara ini menghadirkan pameran industri alat kesehatan, forum koordinasi, dan pertemuan tatap muka antara produsen alat kesehatan, pengguna, serta industri bahan baku. Selain itu, acara ini melibatkan 12 asosiasi terkait.

Lebih dari 250 rumah sakit, 45 kementerian/lembaga, serta lebih dari 90 perusahaan di sektor alat kesehatan turut ambil bagian dalam diskusi, kolaborasi, dan mencari solusi inovatif untuk mempercepat pertumbuhan industri alat kesehatan di Indonesia.

Kemenperin juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan atas penerapan kebijakan freezing dan unfreezing pada katalog alat kesehatan yang dinilai efektif mengurangi impor dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. “Misi besar kami adalah mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan Indonesia,” ujar Putu.

Langkah ini juga didukung dengan regulasi seperti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Regulasi ini menjadi dasar penting bagi upaya penguatan industri alat kesehatan dalam negeri. Kemenperin juga berperan dalam menetapkan kebijakan yang mendukung perkembangan industri ini serta memantau penerapan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor farmasi dan alat kesehatan.

HealthConnect menjadi salah satu bentuk implementasi dari amanat regulasi tersebut, dengan tujuan mendorong pertumbuhan industri alat kesehatan dan pendukungnya sehingga memperkuat ekosistem sektor ini di Indonesia. Optimalisasi belanja produk dalam negeri diharapkan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat setiap rupiah yang dibelanjakan untuk produk lokal memberikan multiplier effect yang besar terhadap PDB.

“Dorongan untuk menggunakan produk alat kesehatan lokal tidak hanya penting untuk memperkuat industri dalam negeri, tetapi juga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” jelas Putu.

Pasar dalam negeri diharapkan menjadi penggerak utama dalam pengembangan ekosistem industri alat kesehatan nasional. Dengan demikian, produk lokal dapat mendominasi pasar, sebagaimana terlihat dari keberhasilan pengembangan ventilator ICU buatan Indonesia. Produk ini lahir dari kolaborasi antara pemerintah, industri, dan rumah sakit, yang membuktikan kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat kesehatan berstandar tinggi, tidak hanya untuk kebutuhan domestik, tetapi juga untuk ekspor.

“Kolaborasi yang tepat memungkinkan kita menghasilkan produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” tutup Putu.

 

Rekomendasi Untuk Anda