BISNISTIME.COM,SENTUL— Resesi global yang terjadi di beberapa negara dan efek dari pandemi membuat pelaku industri properti tak khawatir. Sejumlah pengembang telah menyiapkan beragam strategi termasuk proyek yang siap diluncurkan 2023.
Salah satunya PT Kesuma Agung Selaras (PT KAS) yang optimistis menyambut tahun 2023 dengan proyeknya yang berada di Dramaga, Bogor, Jawa Barat seluas 10 hektar.”Beberapa negara mengalamai resesi dan juga belum puilih perekonomiannya karena efek pandemi. Tapi saya lihat kita di Indonesia ini kuat, karakternya berbeda dengan mereka,” kata I Wayan Madik Kesuma, Direktur Utama PT KAS, dalam Talkshow Pasar Properti 2023 beberapa waktu lalu.
Contohnya pada tahun 2021 lalu proyek Graha Laras Sentul (GLS) dalam setahun terjual 180 unit, dan Griya Selaras Resort terjual 100 unit,” jelas Wayan dalam Talshow Pasar Properti 2023 dengan tema “Menelisik Potensi Pasar Properti di Selatan Jakarta”.
Diakui ada penurunan penjualan, hingga akhir November terjual 130 unit. Hal itu tidak terlepas dari efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan berhentinya stimulus dari pemerintah di sektor properti sehingga membuat j turunnya daya beli. Sebelumnya pemerintah memberikan kemudahan dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.
“Kami akui daya beli tahun ini menurun, tapi kita akan tetap berusaha dan berstrategi lebih matang tekait konsep produk dan pola pembiayaannya yang melibatkan perbankan seperti dengan BTN yang banyak support kita terkait kredit pemilikan rumah (KPR),” katanya.
Sementara Iriska Dewayani SPV Non Subsidized Mortgage and Personal Lending Division PT Bank Tabungan Negara Tbk. menyatakan kawasan Selatan Jakarta memang berbeda dan hingga kini BTN telah bekerjasama dengan sekitar 5 ribu pengembang di Bogor Raya (Kota dan Kabupaten Bogor).
Menurutnya, dari jumlah pengembang tersebut pasar terbesar KPT BTN masih rumah dengan harga Rp 500 juta ke bawah, dan ini potensinya besar. “Kita akan terus garap pasar ini dan di kawasan Bogor Raya potensinya masih besar. Selain itu kawasan ini memiliki aksesbiltas yang bagus, dan kedepannnya juga semakin berkembang,” imbuh Iriska Dewayani.
Terkait PT KAS , Iriska menegaskan PT KAS di BTN termasuk pengembang Top 20 yang jumlah transaksinya setahun minimal Rp100 miliar. Dan sudah beberapa tahun ini selalu berada dalam circle Top 20 tersebut, “Untuk itu kami banyak beri kemudahan kepada PT KAS. Mulai dari suku bunga fixed setahun 2,47% setahun, KPR Ekspres yang hanya 3 hari hingga tenor panjang hingga 30 tahun dan kemudahan lainnya. Ujung-ujungnya konsumen yang akan dimudahkan untuk membeli rumah di proyek PT KAS,” katanya.