BISNISTIME.COM,MATARAM – Toleransi dalam politik itu yang dituangkan dalam sebuah diskusi gayeng di Lombok Plaza Hotel (15/01/24) dengan 3 narasumber yaitu DR. Ir. HA Helmy Faishal Zaini (Anggota Komisi I DPR RI), Prof. Dr. Henri Subiakto, MA (Guru Besar Komunikasi UNAIR Surabaya) dan Agus Dedi Putrawan, M.S.I (Dosen Pemikiran Politik Islam).
Dalam tahun politik yang seringkali intens, di mana perbedaan pendapat bisa menjadi sumber konflik, tantangan utama adalah bagaimana masyarakat dapat menghadapi ketegangan ini dengan bijaksana.
“Pilihan politik boleh berbeda, tapi kita harus tetap membangun persaudaraan kita, janganlah kita terpecah belah” ujar DR. Ir. HA Helmy Faishal Zaini
Membangun toleransi terhadap sudut pandang yang berbeda dan mencegah polarisasi yang merugikan adalah langkah krusial untuk menjaga keutuhan sosial.
Media massa memegang peran penting dalam membentuk persepsi publik dan sikap terhadap politik.
Oleh karena itu, pemahaman tentang dampak media massa terhadap etika berpolitik dan pembangunan toleransi menjadi sangat penting. Diskusi akan menyoroti peran media sebagai agen perubahan positif, menyajikan informasi yang akurat, dan mempromosikan dialog yang sehat.
Pendidikan politik dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kesadaran dan membangun sikap toleransi di antara warga.
Menurut Prof. Dr. Henri Subiakto, MA “Pentingnya menjaga moral dalam proses demokrasi ini memang bagian dari menjaga keadilan dan juga menjaga penghormatan kepada masyarakat”
Diskusi akan mendalamkan pemahaman tentang bagaimana pendidikan politik yang baik dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang demokrasi, kebebasan berpendapat, dan pentingnya menghormati perbedaan dalam masyarakat.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan platform untuk refleksi kolektif tentang bagaimana etika berpolitik dan toleransi dapat memperkukuh dasar demokrasi kita.
Melalui pertukaran pandangan dan ide, diharapkan diskusi ini dapat memberikan pandangan baru dan strategi konkret untuk membangun budaya politik yang etis, inklusif, dan toleran di tengah dinamika perpolitikan yang terus berkembang.
Dengan begitu, masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam proses politik dengan integritas dan rasa saling menghormati.
“Konsekuensi terhadap pemilu demokrasi itu adalah ketika ada pilihan-pilihan. Kalau ada pilihan-pilihan, maka ada pembelahan, fragmentasi ataupun polarisasi yang terjadi di masyarakat” tutup Agus Dedi Putrawan, M.S.I.