BISNISTIME.COM, BANDUNG – KCIC terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan berbagai aktivitas yang berpotensi mengganggu operasional Whoosh, diantaranya agar tidak bermain layang-layang di dekat jalur Kereta Cepat Whoosh. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya layang-layang yang tersangkut pada jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) di sepanjang jalur Whoosh.
Sosialisasi terus dilakukan secara berkala di lingkungan masyarakat yang berada disekitar jalur kereta cepat termasuk ke berbagai sekolah. Pada sosialisasi tersebut KCIC juga mengajak agar masyarakat dapat membantu mengarahkan anak-anak mencari lokasi yang tidak berdekatan dengan jalur kereta cepat saat akan bermain layang-layang. Adapun jarak batas aman tersebut berada di 500 meter dari sisi kiri kanan jalur rel.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, layang-layang yang tersangkut di jaringan LAA Whoosh, berpotensi untuk mengganggu kelancaran operasional seperti penundaan perjalanan, kerusakan jaringan LAA, hingga kerusakan komponen dan kelistrikan sarana Whoosh.
“Layang-layang yang terputus sangat mudah tersangkut pada jaringan LAA. Sehingga jika dimainkan terlalu dekat dengan jalur Whoosh, sangat berpotensi menyebabkan gangguan,” ujarnya.
Whoosh dioperasikan dengan daya listrik sebesar 27,5 KV melalui pantograf yang terhubung pada LAA. Keterhubungan antara pantograf dan LAA ini tidak boleh terganggu oleh adanya benda asing karena dapat mengganggu aliran listrik, terlebih saat Whoosh melaju dengan kecepatan tinggi.
Material yang terkandung pada layang-layang dan benangnya termasuk dalam material yang dapat mengganggu aliran listrik pada LAA. Maka jika ada layang-layang ini tersangkut di LAA, risiko korsleting listrik dan kerusakan pantograf dapat terjadi.
Pada kasus ringan, jika terjadi gangguan dari benda asing, pantograf dapat rusak dan perjalanan kereta cepat pun akan terhenti. Sementara pada kasus yang lebih serius, gangguan benda asing seperti layang-layang ini dapat menyebabkan putusnya kabel LAA dan pemadaman listrik. Hal ini tersebut dapat mengganggu keseluruhan operasional perjalanan.
Eva menjelaskan, di wilayah seperti Padalarang dan Cimahi masih cukup banyak anak-anak yang bermain layang-layang di sekitar jalur Whoosh. Terlebih pada sore hari dimana anak-anak sudah mulai pulang sekolah, maka layang-layang di sekitar jalur akan semakin banyak.
Pada Tahun 2024, terdapat sebanyak 5 kejadian yang melibatkan gangguan perjalanan akibat adanya benang atau layang-layang putus yang menyangkut di jaringan listrik. Meski tidak menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, kejadian-kejadian tersebut kerap membuat perjalanan terhambat dan ribuan masyarakat yang menggunakan Whoosh terdampak keterlambatan perjalanan dikarenakan petugas harus memastikan Whoosh tetap dapat melintas dengan aman. [ ]
Dok foto : KCIC