BISNISTIME.COM, Jakarta – Bio Farma mengadakan pertemuan eksklusif dengan para Dokter Spesialis Jantung untuk membahas produk Ovine Enoxaparin Sodium. Acara ini berlangsung di hotel DoubleTree by Hilton, Jakarta, pada beberapa hari yang lalu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma, Kamelia Faisal, serta anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
Kerjasama antara Bio Farma dan PERKI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dokter mengenai penggunaan Enoxaparin dalam penanganan Sindrom Koroner Akut dan memperkenalkan produk Enoxaparin Sodium berbasis ovine yang telah melalui uji klinis di Indonesia.
Kamelia Faisal, Direktur Pemasaran Bio Farma, menekankan pentingnya perhatian terhadap penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. “Penyakit kardiovaskular ini disebut ‘silent killer’ karena sering muncul tanpa gejala yang jelas, namun mematikan. Kita harus waspada dan mengetahui cara penanganannya, terutama mengingat banyaknya kasus Sindrom Koroner Akut di Indonesia,” ujar Kamelia.
Kamelia juga menambahkan bahwa Bio Farma, sebagai perusahaan life science, terus berkembang dengan tidak hanya memproduksi vaksin tetapi juga mengembangkan produk lain melalui kolaborasi di bidang penelitian dan pengembangan. Dalam pertemuan ini, Bio Farma meminta masukan dari para dokter yang hadir untuk terus mengembangkan produk-produk mereka.
“Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap label halal sangat tinggi, termasuk pada vaksin dan obat-obatan. Karena itu, Bio Farma menciptakan Enoxaparin Sodium berbasis Ovine sebagai alternatif. Kami terus berupaya mendapatkan sertifikasi halal, yang kini menjadi penting bahkan di negara-negara non-muslim,” tambahnya.
Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menjelaskan proses yang harus dilalui agar sebuah produk dinyatakan halal. “Bio Farma selalu menggunakan teknologi terkini dan mematuhi regulasi ketat. Kami berharap Enoxaparin berbasis Ovine ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan produk farmasi halal. Proses perizinan masih berjalan, karena kami memastikan semua aspek dari bahan baku, produksi, hingga pengemasan memenuhi standar halal,” jelas Sri.
Radityo Prakoso, Ketua PP PERKI, mengapresiasi kerja sama dengan Bio Farma dan menyoroti pentingnya inovasi dalam menangani penyakit jantung. “Penyakit jantung adalah pembunuh utama di dunia dan Indonesia. Banyak kekhawatiran terkait bahan baku obat, namun kali ini Bio Farma menawarkan produk berbahan dasar Ovine. Produk ini sudah ada di Indonesia, dan Bio Farma telah melakukan Post Marketing Surveillance (PMS) Enoxaparin Sodium,” ungkap Radityo.
Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan hasil Post Marketing Surveillance produk Enoxaparin Sodium berbasis Ovine dan mempercepat adopsi produk ini di Indonesia. Hasil PMS akan dipublikasikan secara nasional pada Annual Scientific Meeting of Indonesia Heart Association (ASMIHA) 2024 pada September mendatang.
Diharapkan, pertemuan eksklusif ini dapat meningkatkan pengetahuan para dokter mengenai penggunaan Enoxaparin Sodium dalam penyakit kardiovaskular, khususnya dalam penanganan Sindrom Koroner Akut, dan meningkatkan kesadaran dokter tentang produk Enoxaparin Sodium berbasis Ovine.