Beranda » Akademisi Perlu Memahami Pelatihan Perhitungan Gas Rumah Kaca dan Carbon Trading

Akademisi Perlu Memahami Pelatihan Perhitungan Gas Rumah Kaca dan Carbon Trading

Dunia akademisi diharapkan memahami masalah ini sehingga bisa mentransfer ilmunya kepada mahasiswa.

by Hiru Muhammad
carbon trading

BISNISTIME.COM,JAKARTA–Masalah emisi karbon dan efek rumah kaca mendapat perhatian serius dari pemerintah dan berbagai kalangan industri. Bahkan perhitungan karbon itu ternyata baru disadari bisa memberikan profit kepada pelakunya.

Menurut Profesor Nurhidayati,  Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang (Unisma), banyak aktivitas-pertanian dianggap sebagai pelaku yang bisa menangkap karbon karena kita menanam tanaman yang mampu menangkap karbon. Di sektor pertanian ada penggunaan traktor, penggunaan pupuk pestisida yang semua itu ternyata bisa diukur. Karena itu pelatihan menguasai perhitungan gas rumah kaca dan carbon trading menjadi suatu yang penting dan patut dikuasai kalangan industri dan akademisi.

Nurhidayati berharap dunia akademisi memahami masalah ini sehingga bisa mentransfer ilmunya kepada mahasiswa. Mereka nantinya akan menjadi lulusan yang paham terhadap peran mereka dalam mengurangi emisi karbon. “Mereka bekerja di sektor pertanian ataupun non pertanian sehingga kegiatan ini perlu diisi dan sosialisasikan kepada aktivitas akademika di kampus agar mereka punya peran yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon,” katanya.

“Kita juga bisa meng-capture dari semua sektor tidak hanya di bidang non pertanian yang notabene menghasilkan melepaskan emisi karbon. Tapi juga petanian yang berkecimpung dengan meng-capture karbon aktivitas apa saja ada yang menghasilkan emisi karbon yang memicu pemanasan global,” kata Nurhidayati di sela pelatihan dari Emisi ke Profit Menguasai Perhitungan Gas Rumah Kaca dan Carbon Trading yang digelar Daya Mitra Bersama Global dan Senarai Quantum Indonesia (SQ.id) di hotel Mercure 3-4 September 2024.

Sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat sekali agar semua pihak memiliki kesadaran terhadap lingkungan. “Kita harus menyelamatkan lingkungan di semua sektor atau pembangunan di Indonesia khususnya agar kita bisa berperan dalam mengurangi pemanasan global ini,” tuturnya.

Mochammad Nurul Anwar, CEO Senarai Quantum Indonesia selaku penyelenggara pelatihan juga melihat adanya peluang untuk melibatkan perguruan tinggi. “Sejauh ini, beberapa universitas telah mengikuti pelatihan ini, termasuk perwakilan dari industri sawit, perkapalan, dan transportasi, serta lembaga terkait lainnya,” katanya.

 

dok foto:  bisnistime.com

Rekomendasi Untuk Anda

This will close in 0 seconds