BISNISTIME.COM,JAKARTA–Bangkitnya sektor properti seiring dengan pulihnya ekonomi nasional perlu dijaga. Karena itu ada dua hal yang harus diperhatikan pemangku kepentingan. Yaitu edukasi literasi finansial calon konsumen dan pasokan hunian memadai, khususnya rumah yang terjangkau.
“Dua hal ini perlu diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan yang bersangkutan,” kata Mart Polman, CEO Lamudi.co.id dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu. Mayoritas dari minat pembelian ini berada pada segmen rumah dengan harga di bawah Rp 600 juta yang meliputi 75 persen dari minat pembelian dalam periode Juni hingga Desember 2022.
Diketahui dari riset Lamudi.co.id bahwa pada umumnya masyarakat yang mencari properti atau rumah terjangkau merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang masih tergantung pada akses kepada KPR untuk pembelian rumah dan tersedianya rumah terjangkau.
Literasi finansial dalam aspek ini konsumen harus siap secara finansial sebelum mengajukan kredit ke KPR bank.
Termasuk syarat yang dibutuhkanagar mendapat persetujuan dari bank dalam waktu cepat. Disinilah tugas dari pengembang membantuk calon konsumennya agar pengurusan masalah administrasi lancar.
Dari sisi supply, pengembang dan pemerintah dapat berkolaborasi dalam upaya meningkatkan akses kepada rumah terjangkau sebagai bagian dari program Satu Juta Rumah yang dikoordinasikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meningkatkan akses perumahan pada MBR. Pengembang perlu memperoleh pasokan insentif yang cukup agar proyek satu juta rumah yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan lancar.
Karena itu sebagai tindak lanjut dari bentuk apresiasi tersebut, Lamudi.co.id Property Awards (LPA) kembali hadir untuk kedua kalinya sebagai ajang penghargaan untuk memberikan apresiasi pada developer secara tahunan. LPA memberi pengakuan bagi seluruh pemain yang mewarnai industri baik di pulau Jawa dan luar pulau Jawa dengan kategori yang sudah dikurasi melalui pendataan terpusat Lamudi.co.id.