BISNISTIME.COM,JAKARTA–Jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan mencapai 324 juta pada 2045, sehingga kebutuhan beras nasional diperkirakan melonjak, dari 31 juta ton per tahun saat ini menjadi sekitar 37-38 juta ton.
Karena itu pupuk Indonesia berkomitmen menambah kapasitas produksi pupuk hingga 2 juta ton serta mengoptimalkan digitalisasi distribusi dan penebusan pupuk. Komitmen ini sejalan dengan salah satu visi Asta Cita, yakni swasembada pangan, untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Pupuk Indonesia menekankan bahwa selain kapasitas produksi, penting untuk memastikan pupuk benar-benar sampai ke tangan petani dengan tepat dan transparan. “Kami akan menambah kapasitas produksi sekitar 2 juta ton, tapi di luar itu kami juga memperbaiki pabrik tua yang ada. (Namun) availability tidak cukup hanya dengan menambah kapasitas produksi, tapi juga yang penting memastikan pupuk sampai ke petani,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi dalam keterangan resminya di acara “Indonesia Future Policy Dialogue”, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pihaknya sudah mengimplementasikan digitalisasi end-to-end dari proses produksi sampai ditebus petani di kios dengan menggunakan sistem yang namanya i-Pubers. “Ini adalah sebuah inovasi Pupuk Indonesia untuk memastikan availability itu,” ujar Rahmad.
Dengan adanya i-Pubers, Pupuk Indonesia dapat memantau setiap langkah dalam distribusi pupuk, memastikan ketepatan dan efisiensi dalam setiap proses. Sistem ini sudah diterapkan di lebih dari 27.000 kios pupuk di Indonesia pada awal tahun 2024.
Dari sisi affordability, Rahmad menggarisbawahi pentingnya keterjangkauan harga pupuk yang bisa memengaruhi volume pemupukan oleh petani, dan pada akhirnya bisa berimbas pada produktivitas pertanian. ”Setiap kenaikan Rp 1.000 per kilogram pupuk bisa menurunkan volume pemupukan urea hingga 13 persen dan NPK hingga 14 persen. Dampaknya, penurunan produktivitas tanaman pangan bisa mencapai 0,5 ton per hektar, dengan disusul penurunan pendapatan petani mencapai Rp3,1 juta/hektar,” kata Rahmad.
Kini saatnya untuk gotong royong mencapai Asta Cita kedua, swasembada pangan. Sebagai agroinput, Pupuk Indonesia berkomitmen untuk memproduksi pupuk berkualitas dengan lebih efisien dan kompetitif. Namun, bahan baku akan menjadi faktor utama menjaga keterjangkauan dan tingkat konsumsi pupuk petani.
dok foto: Pupuk Indonesia