BISNISTIME.COM, Washington DC – PT Pertamina (Persero) melalui subholdingnya, Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), mengambil langkah strategis dengan menjajaki peluang kerja sama dalam Forum Bisnis Indonesia-Amerika Serikat yang diadakan di The Mayflower Hotel, Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada Senin, 26 Agustus 2024. Forum ini merupakan bagian dari peringatan 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Acara bergengsi tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Under Secretary of Commerce for International Trade of The United States Marisa Lago, serta berbagai perwakilan dari pemerintah kedua negara dan para pelaku bisnis dari Indonesia dan AS.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyampaikan bahwa sebagai BUMN, Pertamina berpartisipasi aktif dalam acara yang diselenggarakan oleh KBRI di Amerika Serikat ini untuk membuka peluang serta mendorong Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia.
“Momen penting ini kami manfaatkan untuk memperkenalkan kebijakan keberlanjutan Pertamina, sekaligus membuka peluang investasi dan kerja sama dengan mitra global, terutama dalam sektor pengembangan energi baru terbarukan,” ujar Fadjar.
Fadjar juga menambahkan bahwa kebijakan keberlanjutan yang diusung oleh Pertamina sangat terbuka untuk dilaksanakan melalui kerja sama yang kokoh, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya energi bersih, yang tentunya dapat menarik minat investor internasional. Pertamina terus meyakinkan dunia untuk mendukung program transisi energi guna mempercepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” lanjutnya.
CEO Pertamina New & Renewable Energy, John Anis, yang turut menjadi panelis dalam forum tersebut, menegaskan bahwa PNRE memiliki mandat untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi serta mempersiapkan bisnis masa depan bagi Pertamina. PNRE juga bercita-cita menjadi pemimpin dalam membangun ekosistem NZE di Indonesia.
“PNRE telah mengalokasikan anggaran Capex yang signifikan untuk pengembangan energi baru terbarukan. Hingga tahun 2029, total Capex yang dialokasikan mencapai USD 6,2 miliar,” ungkap John Anis.
Ia menjelaskan, sebanyak 63 persen dari Capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan tenaga surya, angin, dan geothermal. Selain itu, 18 persen akan dialokasikan untuk solusi rendah karbon termasuk dekarbonisasi, sementara 11 persen akan digunakan untuk pengembangan biomassa dan bioetanol, serta 6 persen sisanya untuk bisnis masa depan.
“PNRE berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnisnya, dan oleh karena itu, kami membuka peluang kerja sama baik dengan mitra domestik maupun internasional, termasuk Amerika Serikat,” tambah John Anis.
Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina terus berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan menggerakkan berbagai program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya ini selaras dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.