Beranda » Industri Furnitur Indonesia Raih Komitmen Rp17 Miliar di Pasar Non-Tradisional India

Industri Furnitur Indonesia Raih Komitmen Rp17 Miliar di Pasar Non-Tradisional India

by Rahmat Ruskha
Industri Furnitur Indonesia Raih Komitmen Rp17 Miliar di Pasar Non-Tradisional India

BISNISTIME.COM, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memperluas pasar non-tradisional bagi produk furnitur Indonesia, sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Salah satu langkah konkrit dilakukan dengan mengikuti Pameran IndexPlus Delhi 2024, platform internasional terkemuka di India yang fokus pada desain interior, arsitektur, dan desain. Pameran ini berlangsung pada 9-11 Agustus 2024.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengungkapkan bahwa Indonesia mencatatkan komitmen bisnis sebesar Rp17 miliar dari keikutsertaan di pameran tersebut. “Ini adalah hasil nyata dari partisipasi Indonesia di ajang internasional ini,” ungkap Putu di Jakarta, Selasa (13/8).

Indonesia diwakili oleh enam kolaborasi antara perusahaan furnitur dan desainer di Indonesia Furniture Pavilion, termasuk Cocoon Asia dengan Handyanto Hardian, Chakra Naga Furniture bersama Chyntia Margareth, serta Wisanka yang berkolaborasi dengan Suskariyanto. Partisipasi mereka mencerminkan sinergi antara inovasi dan keahlian lokal.

Dalam meningkatkan daya saing industri furnitur, pemerintah telah merumuskan lima strategi kunci: memfasilitasi ketersediaan bahan baku, pengembangan tenaga kerja terampil, perluasan pasar melalui riset, peningkatan produktivitas dan kualitas produk, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa tax allowance, mempermudah ekspor produk hilir, dan mengoptimalkan prosedur impor bahan baku untuk mendukung pengusaha furnitur dalam negeri.

“Program-program ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk menjadikan industri furnitur Indonesia mandiri, maju, dan berdaya saing global,” ujar Putu.

Industri furnitur telah menunjukkan pertumbuhan positif pada semester I 2024, dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,50%. Meskipun sempat mengalami kontraksi pada dua tahun sebelumnya, tren ini memberikan harapan bagi industri yang sempat mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 8,16% pada tahun 2021.

Ekspor furnitur dari Indonesia pada semester I 2024 mencatat nilai sebesar USD1,02 miliar, memberikan kontribusi 1,1% terhadap PDB non-migas. Hal ini menunjukkan bahwa produk furnitur Indonesia, termasuk furnitur berbahan logam dan plastik, terus berkembang di pasar global.

Pasar furnitur global yang bernilai USD629 miliar pada tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh 5% pada tahun 2024, membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di pasar internasional, salah satunya di India. Menurut data IndexPlus, India diproyeksikan menjadi pasar konsumen terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027, didorong oleh peningkatan populasi perkotaan yang mencapai 37%. Pasar furnitur di India sendiri diperkirakan mencapai USD41 miliar, menjadikannya pasar furnitur terbesar keempat di dunia.

Dalam sambutannya di pameran IndexPlus, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito, menekankan bahwa India merupakan pasar yang menjanjikan. “Meningkatnya kebutuhan perumahan, pariwisata, serta perkembangan teknologi dan tren furnitur yang ramah lingkungan dan fungsional menciptakan peluang besar bagi industri furnitur Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar,” ujar Warsito.

Ia menambahkan bahwa para pelaku industri furnitur, termasuk desainer, diharapkan dapat terus berinovasi menciptakan desain furnitur yang mengikuti tren pasar global yang dinamis.

Rekomendasi Untuk Anda