Semarang – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menginstruksikan Pelindo untuk mempercepat penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas. Arahan ini disampaikan saat Menhub meninjau pelabuhan tersebut pada Minggu (16/6).
“Rekayasa konstruksi harus dilakukan dengan lebih tepat dan cepat. Jika tidak, barang-barang dari Jawa Tengah tidak semuanya bisa melalui Pelabuhan Tanjung Emas dan akan beralih ke Jakarta atau Surabaya. Hal ini bisa meningkatkan biaya logistik,” ujar Menhub.
Saat ini, akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 11 sentimeter, akibat tinggi rob yang mencapai 5 sentimeter ditambah penurunan daratan pelabuhan sebanyak 6 sentimeter.
Untuk mengatasi masalah ini, Pelindo telah menganggarkan 1,2 triliun rupiah untuk rekayasa konstruksi. Proyek ini sudah dimulai sejak tahun lalu dan ditargetkan selesai pada 2028. Menhub juga menggarisbawahi pentingnya mencari teknologi yang dapat menangani masalah rob secara permanen, seperti yang sudah diterapkan di pelabuhan Jakarta dan Surabaya. “Jika struktur dibuat lebih baik, rob akan ada, tetapi penurunan pelabuhan tidak terjadi. Rob ini tidak hanya ada di Pelabuhan Tanjung Emas, tetapi juga di seluruh Pantai Jawa,” jelas Menhub.
Dalam kunjungan tersebut, Menhub menekankan bahwa penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas tidak hanya penting untuk efisiensi logistik, tetapi juga untuk memastikan pelabuhan tetap beroperasi dengan baik di tengah tantangan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Turut hadir pada peninjauan ini Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi beserta jajaran Pelindo. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan rob yang telah mengganggu operasional pelabuhan dan berdampak pada perekonomian daerah.
“Pelindo harus segera mengimplementasikan solusi yang sudah direncanakan dan memastikan bahwa setiap tahap pengerjaan berjalan sesuai jadwal. Ini adalah masalah yang mendesak dan harus ditangani dengan serius,” tambah Menhub.