BISNISTIME.COM, Industri alat berat memegang peran penting dalam mendukung aktivitas di sektor-sektor vital seperti konstruksi, pertambangan, dan kehutanan. Seiring dengan meningkatnya permintaan, sektor ini juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), pada tahun 2023, produksi alat berat nasional mencapai 8.066 unit. Permintaan tertinggi datang dari alat berat jenis hydraulic excavator sebanyak 6.791 unit, diikuti oleh bulldozer sebanyak 727 unit, dump truck 513 unit, dan motor grader sebanyak 35 unit.
Untuk meningkatkan kinerja industri alat berat, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menitikberatkan pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi guna mencetak SDM yang kompeten dan siap kerja.
“Kemenperin berkomitmen untuk terus memperbaiki dan mengembangkan pendidikan vokasi agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di industri saat ini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Kamis (13/6).
Salah satu institusi pendidikan di bawah Kemenperin, Politeknik STMI Jakarta, telah menjalin kerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia untuk melaksanakan program pendidikan setara Diploma 1 di bidang manufaktur alat berat. “Kami telah membuktikan keberhasilan para alumni dari program kerja sama ini,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan.
Dalam kunjungan ke pabrik PT Komatsu Indonesia, Kepala BPSDMI bersama Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Jamalludin, dan Direktur Politeknik STMI Jakarta, Amrin Rapi, menyaksikan presentasi dari beberapa alumni program D1.
Sarni Mulyani, alumni D1 Batch 4, mempresentasikan inovasi yang berhasil ia ciptakan, yakni merancang dan membuat jig untuk handling pump dan stand khusus pump. Inovasi ini mempermudah proses pemasangan Main Pump Engine dan telah mengurangi waktu proses dari 90 menit menjadi 80 menit, sesuai target.
Kalimi Budi Waspodo, alumni D4 Batch 1, memaparkan keberhasilannya dalam meningkatkan kapasitas proses Main Frame dengan mengurangi pemborosan, sehingga kapasitas meningkat dari 35 unit per bulan menjadi 54 unit per bulan.
Desi Kwintoko, alumni Batch 1, berhasil mengimplementasikan Lean Manufacturing menggunakan metode Value Stream Mapping (VSM), yang meningkatkan kapasitas proses dari 30 unit per bulan menjadi 60 unit per bulan.
“Keberhasilan dalam inovasi di sektor alat berat ini menunjukkan hasil nyata dari kerja sama yang telah dijalankan, yaitu pembentukan SDM yang terampil dan kompeten. Keberhasilan ini didorong oleh kesesuaian antara kurikulum program studi dengan kebutuhan industri alat berat,” jelas Masrokhan.
Kemenperin berkomitmen untuk terus mengurangi gap kompetensi antara dunia industri dan pendidikan, sehingga menghasilkan SDM yang kompeten tanpa memerlukan pelatihan ulang oleh industri.
Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Jamalludin, menekankan pentingnya keberlanjutan program pendidikan setara Diploma I Manufaktur Alat Berat. “Program ini terbukti bermanfaat dalam memberikan pemahaman teknik industri, khususnya manufaktur, serta sebagai orientasi perusahaan. Keberhasilan para alumni diharapkan dapat meningkatkan minat pendaftaran di Politeknik STMI Jakarta,” ungkapnya.
“Dalam kesempatan ini, terlihat bahwa lulusan program ini memiliki kompetensi yang baik untuk meningkatkan produktivitas perusahaan,” tambahnya.