BISNISTIME.COM, Jakarta – Menteri Perindustrian ( Menperin ) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam kunjungannya ke Istanbul, Turki, pada 4-5 Juni 2024, membawa misi untuk meningkatkan investasi Turki di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur. Salah satu perusahaan yang ditemui Menperin adalah SANKO Holding, konglomerat manufaktur terbesar di Turki yang terkenal secara global sebagai produsen tekstil dan energi terbarukan.
SANKO Holding mempekerjakan sekitar 14.000 karyawan, beroperasi di 11 sektor berbeda, dan mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara. Sektor unggulan dari SANKO Holding meliputi tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen, bangunan, dan real estate. Dalam bidang tekstil, SANKO Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.
“Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong SANKO Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, termasuk industri pengolahan tuna dan galangan kapal,” ujar Menperin di Jakarta, Minggu (9/6).
Menperin mengajak SANKO Holding untuk berinvestasi dalam pengolahan tuna di Biak, Papua, dan pembuatan kapal pengolah tuna. Tuna adalah komoditas melimpah di sekitar Biak, sehingga industri pengolahannya memiliki potensi besar di wilayah tersebut.
Menperin juga mengundang Sanko Enerji, anak perusahaan Sanko Holding, untuk berinvestasi di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 69 bendungan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yang dapat menjadi peluang bagi SANKO Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia.
“SANKO Enerji saat ini memiliki sejumlah pembangkit listrik dari tenaga air, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW. Peluang investasi ini juga mendukung upaya Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060,” jelas Menperin.
SANKO Holding menyambut baik tawaran tersebut dan akan membahasnya lebih lanjut. Selain itu, Menperin juga mendorong investasi SANKO di sektor tekstil dan kemasan di Indonesia.
Total investasi Turki di Indonesia selama periode 2019 hingga 2023 mencapai USD42,758 juta, menempatkan Turki di peringkat ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Ini menunjukkan masih banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.