BISNISTIME.COM, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengimbau pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk selalu melakukan pemantauan dan perawatan rutin terhadap sarana dan fasilitas (sarfas) yang ada. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi, setelah melakukan inspeksi dan menemukan kebocoran pada salah satu selang di tangki pendam.
“Kami menemukan kebocoran pada salah satu selang fleksibel di tangki pendam, yang sangat berbahaya dari sisi keamanan,” ungkap Iwan saat memantau salah satu SPBU di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (22/05/2024). Ia menegaskan bahwa pengelola SPBU harus segera memperbaiki sarfas tersebut untuk memastikan penyaluran BBM, terutama BBM subsidi dan kompensasi negara, berjalan dengan lancar dan aman.
Iwan menyoroti bahaya BBM jenis Pertalite yang mudah menguap jika terkena panas dan dapat menimbulkan risiko jika terjadi gesekan. Oleh karena itu, BPH Migas meminta pengelola SPBU segera memperbaiki sarfas yang rusak dan melaporkannya kepada PT Pertamina Patra Niaga. “Kami telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Patra Niaga wilayah terdekat agar masalah ini segera diselesaikan,” tegasnya.
Iwan juga mengingatkan seluruh pengelola SPBU untuk selalu memperhatikan standar keselamatan dan keamanan infrastruktur penyalur BBM. “Ini sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan benar,” ujarnya.
Selama pemantauan, BPH Migas juga melakukan pengecekan kadar air di tangki penyimpanan menggunakan sistem Automatic Tank Gauging (ATG) dan inspeksi langsung di tangki timbun. Selain itu, penerapan Surat Rekomendasi bagi konsumen pengguna dan rekaman CCTV penyaluran BBM turut dievaluasi.
Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Rayon III Medan, Muhammad Suhanda, mengapresiasi kegiatan pemantauan lapangan oleh BPH Migas di wilayah Simalungun dan sekitarnya. Menindaklanjuti temuan di lapangan, Suhanda menyatakan akan segera meminta penyalur terkait untuk memperbaiki selang fleksibel di tangki timbun.
